25.5 C
Bojonegoro
Thursday, March 23, 2023

Banjir Meluas, Mobilisasi Warga Terhambat

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Hujan deras masih menyelimuti, membuat debit air di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo meningkat. Hal itu menyebabkan banjir di Kota Soto semakin meluas. Sebelumnya banjir terjadi di sejumlah wilayah Bengawan Jero meliputi Kecamatan Turi, Kalitengah, Karangbinangun, Deket, dan Glagah.

 

Kini, sejumlah titik di bantaran DAS Bengawan Solo di Kecamatan Babat dan Laren juga mulai terdampak banjir. Pantauan wartawan koran ini, tiga desa di Kecamatan Laren tergenang. Di antaranya Desa Laren, Pesanggrahan, dan Plangwot.

 

- Advertisement -

Selain itu, tiga desa/ kelurahan di Kecamatan Babat juga terdampak banjir. Yakni di Kelurahan Banaran dan Babat, serta Desa Bedahan. Pantauan di lapangan, ketinggian air di dalam rumah warga dengan ketinggian 40 centimeter (cm). Sedangkan ketinggian air di jalan sekitar 50 cm.

 

Warga RT 03/ RW 01, Kelurahan Banaran terdampak banjir, Siti Fatimah mengatakan, sudah tiga hari terdampak banjir akibat luapan air dari Bengawan Solo. Dia berharap pemerintah setempat tidak hanya melakukan survey, tapi juga memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir.

 

‘’Bahkan tetangga ini juga ada yang memakai perahu, karena terlalu dalam,’’ tutur Siti Fatimah kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (19/2).

 

Warga Kelurahan Banaran lain yang terdampak banjir, Rustini mengaku mobilisasinya terhambat sejak terendam air tiga hari lalu. Banjir yang cukup tinggi, membuat dia harus menaruh barang-barang berharga di atas lemari.

 

‘’Saya ingin segera surut, sehingga bisa bekerja normal lagi,’’ harap Rustini sembari mengerutkan dahi.

 

Sementara itu, ketinggian air di sejumlah jalan Di Desa Laren mencapai 20 cm. Sedangkan, air belum masuk ke permukiman warga. Warga Dusun Gendong, Desa Laren, Masruroh mengakui, setiap tahun terdampak banjir akibat luapan Bengawan Solo. ‘’Pastinya was-was kalau air tinggi, akses jalan banjir,’’ tukasnya.

 

Salah satu warga di Desa Jelakcatur, Kecamatan Kalitengah, Parti mengeluh sulitnya akses jalan, karena banjir semakin tinggi. Parti yang biasanya dengan leluasa berbelanja ke Pasar Kiringan, kini terhalang banjir yang cukup dalam.

 

‘’Ingin lewat Desa Gambuhan juga dalam, takut mogok, karena sudah banyak yang mogok motornya,’’ ungkapnya.

 

Anggota Komisi C DPRD Lamongan, Srinoto menuturkan, di Babat sudah dilakukan antisipasi normalisasi rawa oleh OPD terkait. Dia berharap ke depan normalisai harus lebih dioptimalkan.

 

‘’Harapan Komisi C, pokoknya harus dinormalisasi dengan baik  Rawa Semando. Kemudian dikembalikan fungsinya, agar bisa mengurangi. Jadi biarpun banjir, tapi lebih cepat pengurangan airnya,’’ tutur politisi F-Gerindra tersebut.

 

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan, Muslimin menuturkan, intensitas hujan tinggi di wilayah barat, membuat Waduk Gajah Mungkur harus dibuka.

 

‘’Makanya ada tumpukan air di Wilayah Babat dan Laren. Sedangkan aliran arus ke laut cukup lambat,’’ terangnya.

 

Menurut dia, kondisi banjir di bantaran Sungai Bengawan Solo di Lamongan, tergantung intensitas hujan di wilayah barat. Muslimin memperkirakan, debit air di Bengawan Jero masih berpotensi naik. Sebab, di wilayah barat masih terjadi hujan deras kemarin. ‘’Solusinya lewat pompa di Kuro dan Kalitengah,’’ ujarnya. (sip/ind)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Hujan deras masih menyelimuti, membuat debit air di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo meningkat. Hal itu menyebabkan banjir di Kota Soto semakin meluas. Sebelumnya banjir terjadi di sejumlah wilayah Bengawan Jero meliputi Kecamatan Turi, Kalitengah, Karangbinangun, Deket, dan Glagah.

 

Kini, sejumlah titik di bantaran DAS Bengawan Solo di Kecamatan Babat dan Laren juga mulai terdampak banjir. Pantauan wartawan koran ini, tiga desa di Kecamatan Laren tergenang. Di antaranya Desa Laren, Pesanggrahan, dan Plangwot.

 

- Advertisement -

Selain itu, tiga desa/ kelurahan di Kecamatan Babat juga terdampak banjir. Yakni di Kelurahan Banaran dan Babat, serta Desa Bedahan. Pantauan di lapangan, ketinggian air di dalam rumah warga dengan ketinggian 40 centimeter (cm). Sedangkan ketinggian air di jalan sekitar 50 cm.

 

Warga RT 03/ RW 01, Kelurahan Banaran terdampak banjir, Siti Fatimah mengatakan, sudah tiga hari terdampak banjir akibat luapan air dari Bengawan Solo. Dia berharap pemerintah setempat tidak hanya melakukan survey, tapi juga memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir.

 

‘’Bahkan tetangga ini juga ada yang memakai perahu, karena terlalu dalam,’’ tutur Siti Fatimah kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (19/2).

 

Warga Kelurahan Banaran lain yang terdampak banjir, Rustini mengaku mobilisasinya terhambat sejak terendam air tiga hari lalu. Banjir yang cukup tinggi, membuat dia harus menaruh barang-barang berharga di atas lemari.

 

‘’Saya ingin segera surut, sehingga bisa bekerja normal lagi,’’ harap Rustini sembari mengerutkan dahi.

 

Sementara itu, ketinggian air di sejumlah jalan Di Desa Laren mencapai 20 cm. Sedangkan, air belum masuk ke permukiman warga. Warga Dusun Gendong, Desa Laren, Masruroh mengakui, setiap tahun terdampak banjir akibat luapan Bengawan Solo. ‘’Pastinya was-was kalau air tinggi, akses jalan banjir,’’ tukasnya.

 

Salah satu warga di Desa Jelakcatur, Kecamatan Kalitengah, Parti mengeluh sulitnya akses jalan, karena banjir semakin tinggi. Parti yang biasanya dengan leluasa berbelanja ke Pasar Kiringan, kini terhalang banjir yang cukup dalam.

 

‘’Ingin lewat Desa Gambuhan juga dalam, takut mogok, karena sudah banyak yang mogok motornya,’’ ungkapnya.

 

Anggota Komisi C DPRD Lamongan, Srinoto menuturkan, di Babat sudah dilakukan antisipasi normalisasi rawa oleh OPD terkait. Dia berharap ke depan normalisai harus lebih dioptimalkan.

 

‘’Harapan Komisi C, pokoknya harus dinormalisasi dengan baik  Rawa Semando. Kemudian dikembalikan fungsinya, agar bisa mengurangi. Jadi biarpun banjir, tapi lebih cepat pengurangan airnya,’’ tutur politisi F-Gerindra tersebut.

 

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan, Muslimin menuturkan, intensitas hujan tinggi di wilayah barat, membuat Waduk Gajah Mungkur harus dibuka.

 

‘’Makanya ada tumpukan air di Wilayah Babat dan Laren. Sedangkan aliran arus ke laut cukup lambat,’’ terangnya.

 

Menurut dia, kondisi banjir di bantaran Sungai Bengawan Solo di Lamongan, tergantung intensitas hujan di wilayah barat. Muslimin memperkirakan, debit air di Bengawan Jero masih berpotensi naik. Sebab, di wilayah barat masih terjadi hujan deras kemarin. ‘’Solusinya lewat pompa di Kuro dan Kalitengah,’’ ujarnya. (sip/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Suka Mewarnai Spongebob

Dibuat Jalan Darurat, Akses Sudah Normal

Main Yoyo Untuk Melatih Fokus

CEO Persatu ”Dilelang” 

Artikel Terbaru

Suka Mewarnai Pemandangan

Terungkap saat Disel Dijual di FB

Amankan Dua Motor tak Standar

Pikap v Motor, Bapak – Anak Tewas


/