23.3 C
Bojonegoro
Friday, March 31, 2023

Masih Sulit Tambah Luasan Lahan Tebu

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Luas tanam tebu tahun ini sekitar 3.600 hektare (ha). Kabid Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan, Bakrudin mengakui untuk menambah luasan pertanian tebu terkendala lahan. Meski begitu, provitas (hasil) digenjot naik dari tahun sebelumnya.

 

‘’Kalau luas, laporan sementara masih sama dengan tahun lalu. Jadi kemungkinan tidak bertambah,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (17/3).

 

Menengok panen lalu, produktivitas tebu rerata 50 ton per ha. Hasil ini bisa lebih tinggi lagi, jika intensitas hujan normal. Sebab, kondisi kelembapan tanah yang tinggi, akan membuat batang dan akar membusuk. Menurut dia, tahun lalu intensitas hujan tinggi. Untungnya, provitas masih lumayan. Bahkan, harga tebu tahun lalu Rp 69.500 per kuintal paling rendah.

- Advertisement -

 

Dia mengatakan, ada kenaikan dari masing-masing rendemen. Yakni semakin bagus kualitas tebunya, maka harga yang ditawarkan cenderung tinggi. Meski harga tinggi belum bisa menambah minat petani, untuk melakukan perluasan karena biaya operasional naik. Dari laporan, petani harus mengeluarkan biaya angkut tebu sampai ke truk.

 

Bakrudin menuturkan, harga tebu sudah menjadi ketentuan pabrik. Bahkan, setiap pabrik menentukan harga beli yang berbeda. Sehingga dinas tidak memiliki kewenangan masalah harga. Namun, untuk membantu petani agar tetap bisa produktif diberikan pupuk bersubsidi. Petani tebu bisa mengakses yang mengelola lahan di bawah 2 ha.

 

‘’Petani tebu termasuk yang bisa mengakses pupuk bersubsidi,” terangnya. (rka/ind)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Luas tanam tebu tahun ini sekitar 3.600 hektare (ha). Kabid Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan, Bakrudin mengakui untuk menambah luasan pertanian tebu terkendala lahan. Meski begitu, provitas (hasil) digenjot naik dari tahun sebelumnya.

 

‘’Kalau luas, laporan sementara masih sama dengan tahun lalu. Jadi kemungkinan tidak bertambah,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (17/3).

 

Menengok panen lalu, produktivitas tebu rerata 50 ton per ha. Hasil ini bisa lebih tinggi lagi, jika intensitas hujan normal. Sebab, kondisi kelembapan tanah yang tinggi, akan membuat batang dan akar membusuk. Menurut dia, tahun lalu intensitas hujan tinggi. Untungnya, provitas masih lumayan. Bahkan, harga tebu tahun lalu Rp 69.500 per kuintal paling rendah.

- Advertisement -

 

Dia mengatakan, ada kenaikan dari masing-masing rendemen. Yakni semakin bagus kualitas tebunya, maka harga yang ditawarkan cenderung tinggi. Meski harga tinggi belum bisa menambah minat petani, untuk melakukan perluasan karena biaya operasional naik. Dari laporan, petani harus mengeluarkan biaya angkut tebu sampai ke truk.

 

Bakrudin menuturkan, harga tebu sudah menjadi ketentuan pabrik. Bahkan, setiap pabrik menentukan harga beli yang berbeda. Sehingga dinas tidak memiliki kewenangan masalah harga. Namun, untuk membantu petani agar tetap bisa produktif diberikan pupuk bersubsidi. Petani tebu bisa mengakses yang mengelola lahan di bawah 2 ha.

 

‘’Petani tebu termasuk yang bisa mengakses pupuk bersubsidi,” terangnya. (rka/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Normalisasi Sungai di Kota

Ikut Menanam Padi

Sidak-Sidak Proyek Jalan

Artikel Terbaru

Koleksi 50 Boneka di Rumah

Diparkir di Kos, Motor Raib

Amankan Pengedar SS di Pantura


/