LAMONGAN, Radar Lamongan – Jumlah pendidikan anak usia dini (PAUD) sebanyak 2.357 lembaga se-Kabupaten Lamongan. Namun, masih banyak lembaga bagi golden age (usia emas) tersebut yang belum terakreditasi. Terdata jumlah PAUD yang terakreditasi sebayak 1.021 lembaga. Sehingga, sebanyak 1.336 lembaga PAUD yang belum terakreditasi.
Dinas Pendidikan mengklaim terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan, melalui akreditasi lembaga PAUD. Tahun lalu, sebanyak 396 lembaga PAUD mendapatkan status akreditasi. Kabid PAUD dan Dikmas Lamongan, Waji mengatakan, dinas terus mendampingi dan memfasilitasi bagi lembaga yang akan melakukan akreditasi.
Namun, ada beberapa hal yang membuat lembaga PAUD belum seluruhnya terakreditasi. Sebab, akreditasi ini terdapat kuota dari pusat (BAN PAUD). Sehingga, usulan kabupaten tidak bisa diproses secara langsung.
‘’Diproses tapi bertahap karena ada kuotanya, sehingga kita berusaha membatasi untuk pendirian lembaga baru,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (17/3).
Waji mengatakan, untuk akreditasi memang masih ditemui beberapa kendala. Di antaranya kondisi geografis, kurangnya kesadaran lembaga untuk mengurus akreditasi, serta masih ada pendidik PAUD yang belum linier pendidikannya. Sehingga harapannya ini bisa menjadi perhatian lembaga.
‘’Harapannya kita bisa bersama memajukan pendidikan Lamongan,” ujarnya.
Menurut dia, untuk pendirian lembaga baru sudah cukup lama dibatasi. Sehingga dalam satu tahun, minimal berdiri satu lembaga baru. Tujuannya agar lembaga yang sudah ada bisa lebih maksimal. Selain itu, lembaga bisa mengutamakan mutu dan kualitas pembelajarannya dan melakukan akreditasi.
Sebab, apabila lembaga terakreditasi, tentu kualitas pendidiknya juga harus menyesuaikan. Selain itu, dari lembaga juga bisa mengakses bantuan pemerintah untuk meningkatkan fasilitas pembelajarannya.
Waji menuturkan, untuk jenis layanan PAUD terdiri dari taman kanak-kanak (TK), kelompok bermain (KB), taman pendidikan Alquran (TPA), satuan PAUD sejenis (SPS), dan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
‘’Karena masuk dalam pendidikan nonformal yang sama-sama bertujuan mencerdaskan anak bangsa,” terangnya. (rka/ind)