LAMONGAN, Radar Lamongan – Dalam dua bulan terakhir terdeteksi sebanyak 10 orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Rinciannya Januari sebanyak 6 kasus dan bulan lalu 4 kasus. Temuan ini seperti pisau bermata dua. Sisi negatifnya, penularan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh tersebut masih tinggi. Sedangkan sisi positifnya, makin banyak terdeteksi maka bisa mencegah penularannya.
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan, dr. Taufik Hidayat berharap, bisa ditemukan lebih banyak kasus HIV baru. Sehingga, masyarakat yang baru terdeteksi bisa segera mengkonsumsi antiretroviral (ARV). Meski obat tersebut tidak bisa menyembuhkan, tapi bisa menekan jumlah virus di dalam darah. Sehingga, kualitas hidup ODHA bisa lebih baik.
‘’Lebih baik segera ditemukan dan dilakukan terapi, istilahnya dengan ARV, karena belum ada obatnya,” tutur Taufik kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (16/3).
Dia menjelaskan, tahun lalu ditemukan sebanyak 117 kasus. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan Tahun 2021, yakni ditemukan sebanyak 94 kasus. Sedangkan, sebanyak 381 ODHA mengkonsumsi ARV tahun lalu.
Dari 381 ODHA, sebanyak 22 persen sudah mengikuti tes viral load. Itu dilakukan untuk memastikan seberapa banyak virus HIV di dalam tubuh. Hasilnya 22 persen dari mereka tesnya berhasil (tersupresi), yakni kemungkinan untuk menularkan ke pasangan sangat kecil.
‘’Ada keberhasilan dalam terapi ARV, tapi sekarang kita tambah untuk jumlah yang mengikuti tes viral load lagi,” imbuhnya.
Dari kasus kumulatif, terdapat satu ODHA yang masih berusia anak-anak. Hal itu harus menjadi pelajaran bagi orang dewasa. Terutama melakukan pemeriksaan jika pernah melakukan aktivitas berisiko.
Yakni bagi ibu hamil dan calon pengantin, untuk melakukan skrining kesehatan lebih dulu. Tujuannya untuk meminimalisasi terjadinya penularan pada anak. ‘’Kalau kasus pada anak terapinya yang kasihan, karena harus minum obat setiap hari untuk menekan virus dalam tubuhnya,” ucapnya.
Penularan HIV dari beberapa faktor. Paling banyak akibat hubungan seksual menyimpang dan bergonta-ganti pasangan. Penularan juga bisa dari aktivitas bergantian jarum suntik.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak mengucilkan ODHA. (rka/ind)