23.8 C
Bojonegoro
Friday, June 9, 2023

Meneguk Manisnya Bisnis Buket di Lamongan

Agar Dapat Bunga Terbaik, Hunting Langsung ke Petani

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Mata wartawan koran ini tertuju pada salah satu rumah dengan nuansa pink ketika melintas di jalan lingkungan di Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Lamongan. Beragam bunga tersusun rapi di setiap sudut, yang tampak subur dengan gemericik air kolam.

Pemilik usaha buket bunga ini pasangan muda bernama Adhi dan Dinda, yang sudah merintis selama delapan tahun. Pasang surut persaingan bisnis dialami pasangan yang dikaruniai satu orang putri ini. Dinda yang pertama menggeluti bisnis ini.

Saat itu, dia masih mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Bisnis ini berlanjut hingga menikah.  Pasangan ini harus mendatangi petani yang berbeda-beda, untuk mendapatkan bunga dengan kualitas bagus. Setiap ada pesanan, mereka langsung hunting bunga ke petani bunga di Batu dengan mengendarai motor bebek. Keduanya mendatangi satu per satu petani dan mengumpulkan bunga di penginapan yang disewa.

‘’Kita bawa motor, jadi harus nyarinya satu-satu, kemudian dititipkan kurir. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah punya kendaraan yang lebih besar,” ujar Dinda.

Dinda menuturkan, dalam proses pengerjaan semuanya saling berkolaborasi. Tidak jarang buket yang sudah jadi harus dibongkar, karena salah satu kurang sreg. Biasanya, hal itu terjadi ketika pesanan dalam jumlah banyak dan sudah inden. Sehingga, ada tanggung jawab untuk memberikan pelayanan sesuai keinginan konsumen.

- Advertisement -

‘’Kalau pesanan dadakan bisa jadi 10 menit, tapi pemesan tidak bisa request,” ujar Dinda.

Pesanan buket ini sudah menjadi tren di kalangan semua usia. Tidak hanya menunggu momen pernikahan atau kelulusan saja. Adhi mengatakan, banyak dari konsumennya memesan menyatakan cinta, melamar, ulang tahun, dan meminta maaf kepada pasangan. Sehingga, model buket biasanya menyesuaikan dengan pesanan.

‘’Setiap konsumen keinginannya berbeda, kemampuan keuangannya juga tidak sama, jadi kita berusaha melayani konsumen sesuai dengan kebutuhan,” ucap Adhi.

Dari bisnis ini, mereka bisa meraup keuntungan hingga Rp 8 juta per bulan. Adhi menuturkan, demi memberikan pelayanan terbaiknya untuk pelanggan. Dia harus berangkat ke Batu dua kali dalam satu minggu. (rka/ind)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Mata wartawan koran ini tertuju pada salah satu rumah dengan nuansa pink ketika melintas di jalan lingkungan di Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Lamongan. Beragam bunga tersusun rapi di setiap sudut, yang tampak subur dengan gemericik air kolam.

Pemilik usaha buket bunga ini pasangan muda bernama Adhi dan Dinda, yang sudah merintis selama delapan tahun. Pasang surut persaingan bisnis dialami pasangan yang dikaruniai satu orang putri ini. Dinda yang pertama menggeluti bisnis ini.

Saat itu, dia masih mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Bisnis ini berlanjut hingga menikah.  Pasangan ini harus mendatangi petani yang berbeda-beda, untuk mendapatkan bunga dengan kualitas bagus. Setiap ada pesanan, mereka langsung hunting bunga ke petani bunga di Batu dengan mengendarai motor bebek. Keduanya mendatangi satu per satu petani dan mengumpulkan bunga di penginapan yang disewa.

‘’Kita bawa motor, jadi harus nyarinya satu-satu, kemudian dititipkan kurir. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah punya kendaraan yang lebih besar,” ujar Dinda.

Dinda menuturkan, dalam proses pengerjaan semuanya saling berkolaborasi. Tidak jarang buket yang sudah jadi harus dibongkar, karena salah satu kurang sreg. Biasanya, hal itu terjadi ketika pesanan dalam jumlah banyak dan sudah inden. Sehingga, ada tanggung jawab untuk memberikan pelayanan sesuai keinginan konsumen.

- Advertisement -

‘’Kalau pesanan dadakan bisa jadi 10 menit, tapi pemesan tidak bisa request,” ujar Dinda.

Pesanan buket ini sudah menjadi tren di kalangan semua usia. Tidak hanya menunggu momen pernikahan atau kelulusan saja. Adhi mengatakan, banyak dari konsumennya memesan menyatakan cinta, melamar, ulang tahun, dan meminta maaf kepada pasangan. Sehingga, model buket biasanya menyesuaikan dengan pesanan.

‘’Setiap konsumen keinginannya berbeda, kemampuan keuangannya juga tidak sama, jadi kita berusaha melayani konsumen sesuai dengan kebutuhan,” ucap Adhi.

Dari bisnis ini, mereka bisa meraup keuntungan hingga Rp 8 juta per bulan. Adhi menuturkan, demi memberikan pelayanan terbaiknya untuk pelanggan. Dia harus berangkat ke Batu dua kali dalam satu minggu. (rka/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/