27.2 C
Bojonegoro
Sunday, June 4, 2023

Para Petani Was-Was Harga Gabah Anjlok di Lamongan

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Memasuki panen raya, petani merasa khawatir harga gabah anjlok. Apalagi, hingga kini belum ada ketentuan pasti dari tengkulak, sebab hingga kini belum ada ketentuan harga eceran tertinggi (HET) pada gabah.

 

Salah satu petani asal Sugio Arifin mengaku untuk harga di tingkat bawah belum stabil. Kemungkinan karena panen raya di sejumlah kabupaten. Sehingga, harga masih berpotensi turun, yang menyesuaikan dengan kualitas di lapangan.

 

‘’Untuk harga, saya belum tahu. Namun kemarin tengkulaknya bilang masih Rp 4 ribu per kilogram (kg) untuk gabah kering panen (GKP),” terangnya.

- Advertisement -

 

Arifin mengatakan, untuk harga gabah masih berpotensi anjlok. Karena kondisinya di lapangan masih naik turun. Akhir bulan lalu GKP menyentuh angka Rp 4.400 per kg. Sedangkan kini mengalami penurunan bertahap. Dirinya berharap, gabah tidak terjadi penurunan signifikan, karena upah buruh tani dikabarkan naik musim tanam depan.

 

‘’Mudah-mudahan tidak anjlok harganya, karena modal untuk tanam lagi sangat besar, terutama biaya buruh dan pupuknya,” ujarnya.

 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Lamongan Sukriyah menjelaskan, untuk harga gabah terpantau stabil. Laporan petugas lapangan, untuk harga gabah kering giling (GKG) Rp 5200 per kg, sedangkan GKP Rp 4.100 per kg.

 

Dia menuturkan, luas tanam hingga bulan lalu mencapai 72 ribu hektare. Sedangkan untuk luas panen 21 ribu hektare. Sehingga, ada beberapa yang belum masuk panen.

 

‘’Untuk harga laporan petugas masih aman, mudah-mudahan hingga akhir panen masih stabil,” katanya.

 

Sukriyah mengatakan, untuk harga gabah sebenarnya tergantung pada kualitas. Jika kualitasnya baik, tentu harga tetap tinggi. Sebab pembeli juga mempertimbangkan kadar air.

 

Apalagi, hingga kini belum ada laporan petani yang gagal panen. Karena wilayah panen sekarang menyebar di selatan. Seperti Sugio, Kedungpring, Sarirejo, Kembangbahu, Tikung, dan Lamongan.

 

Menurut dia, untuk kualitas gabah masih bagus. Meski ada serangan hama tapi tidak banyak. Sehingga petani bisa mengantisipasi kerugiannya. Selain itu, pemerintah juga hadir dengan membantu infrastruktur pertanian. Seperti pembangunan jalan usaha tani, rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani, dan pengerukan embung sumur pantek.

 

‘’Terkait upah buruh, kami masih akan melihat perkembangannya. Karena biasanya ada kesepakatan antara buruh dan pemilik lahan,’’ terang Sukriyah. (rka/ind)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Memasuki panen raya, petani merasa khawatir harga gabah anjlok. Apalagi, hingga kini belum ada ketentuan pasti dari tengkulak, sebab hingga kini belum ada ketentuan harga eceran tertinggi (HET) pada gabah.

 

Salah satu petani asal Sugio Arifin mengaku untuk harga di tingkat bawah belum stabil. Kemungkinan karena panen raya di sejumlah kabupaten. Sehingga, harga masih berpotensi turun, yang menyesuaikan dengan kualitas di lapangan.

 

‘’Untuk harga, saya belum tahu. Namun kemarin tengkulaknya bilang masih Rp 4 ribu per kilogram (kg) untuk gabah kering panen (GKP),” terangnya.

- Advertisement -

 

Arifin mengatakan, untuk harga gabah masih berpotensi anjlok. Karena kondisinya di lapangan masih naik turun. Akhir bulan lalu GKP menyentuh angka Rp 4.400 per kg. Sedangkan kini mengalami penurunan bertahap. Dirinya berharap, gabah tidak terjadi penurunan signifikan, karena upah buruh tani dikabarkan naik musim tanam depan.

 

‘’Mudah-mudahan tidak anjlok harganya, karena modal untuk tanam lagi sangat besar, terutama biaya buruh dan pupuknya,” ujarnya.

 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Lamongan Sukriyah menjelaskan, untuk harga gabah terpantau stabil. Laporan petugas lapangan, untuk harga gabah kering giling (GKG) Rp 5200 per kg, sedangkan GKP Rp 4.100 per kg.

 

Dia menuturkan, luas tanam hingga bulan lalu mencapai 72 ribu hektare. Sedangkan untuk luas panen 21 ribu hektare. Sehingga, ada beberapa yang belum masuk panen.

 

‘’Untuk harga laporan petugas masih aman, mudah-mudahan hingga akhir panen masih stabil,” katanya.

 

Sukriyah mengatakan, untuk harga gabah sebenarnya tergantung pada kualitas. Jika kualitasnya baik, tentu harga tetap tinggi. Sebab pembeli juga mempertimbangkan kadar air.

 

Apalagi, hingga kini belum ada laporan petani yang gagal panen. Karena wilayah panen sekarang menyebar di selatan. Seperti Sugio, Kedungpring, Sarirejo, Kembangbahu, Tikung, dan Lamongan.

 

Menurut dia, untuk kualitas gabah masih bagus. Meski ada serangan hama tapi tidak banyak. Sehingga petani bisa mengantisipasi kerugiannya. Selain itu, pemerintah juga hadir dengan membantu infrastruktur pertanian. Seperti pembangunan jalan usaha tani, rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani, dan pengerukan embung sumur pantek.

 

‘’Terkait upah buruh, kami masih akan melihat perkembangannya. Karena biasanya ada kesepakatan antara buruh dan pemilik lahan,’’ terang Sukriyah. (rka/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Kebut Proyek Jalan di Empat Titik

Semua Pemain Diboyong ke Madura

Kirab Dimulai dari DPRD Lamongan

Artikel Terbaru


/