- Advertisement -
LAMONGAN, Radar Lamongan – Mengatur jarak kelahiran anak pertama dan kedua menjadi salah satu upaya menurunkan angka stunting di Lamongan.
Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Lamongan memastikan minat mengikuti program KB masih tinggi. Bulan lalu, dinas mengajukan 2.000 set alat kontrasepsi jenis implan ke provinsi. Kepala Dinas PPKB Lamongan, Fida Nuraida, mengatakan, pelayanan KB tetap normal di masing-masing kecamatan.
Menurut dia, jenis KB paling diminati suntik, pil, dan implant karena efek sampingnya paling bisa diminimalisasi. ‘’Semua ada efek samping tergantung kondisi tubuh. Jadi sebelum KB sebaiknya konsultasi ke bidan maupun dokter dulu,’’ ujarnya.
- Advertisement -
Fida berharap masing-masing pelayan kesehatan memberikan pendampingan terkait maraknya pernikahan dini. Mereka yang dinilai belum cukup umur agar menurunkan risiko dengan menunda kehamilan atau memberikan jarak antara anak pertama dan kedua.
Namun, sebagian pasangan memutuskan langsung mendapatkan momongan. ‘’Sebaiknya langsung KB agar ada jeda untuk kelahiran berikutnya, minimal jarak antara anak pertama dan kedua antara 4 – 5 tahun,” jelasnya.
Menurut dia, menjaga jarak kelahiran itu salah satu tujuannya mencegah stunting. Memiliki keturunan jika tidak diimbangi dengan bekal ekonomi yang cukup, maka akan memengaruhi pola pendidikan ke depannya.
Tahun lalu, Dinas PPKB Lamongan mendata pengajuan 70 ribu pil siklus, 70 ribu vial suntik, implant 4.300 set, dan kondom 200 gros. (rka/yan)
LAMONGAN, Radar Lamongan – Mengatur jarak kelahiran anak pertama dan kedua menjadi salah satu upaya menurunkan angka stunting di Lamongan.
Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Lamongan memastikan minat mengikuti program KB masih tinggi. Bulan lalu, dinas mengajukan 2.000 set alat kontrasepsi jenis implan ke provinsi. Kepala Dinas PPKB Lamongan, Fida Nuraida, mengatakan, pelayanan KB tetap normal di masing-masing kecamatan.
Menurut dia, jenis KB paling diminati suntik, pil, dan implant karena efek sampingnya paling bisa diminimalisasi. ‘’Semua ada efek samping tergantung kondisi tubuh. Jadi sebelum KB sebaiknya konsultasi ke bidan maupun dokter dulu,’’ ujarnya.
- Advertisement -
Fida berharap masing-masing pelayan kesehatan memberikan pendampingan terkait maraknya pernikahan dini. Mereka yang dinilai belum cukup umur agar menurunkan risiko dengan menunda kehamilan atau memberikan jarak antara anak pertama dan kedua.
Namun, sebagian pasangan memutuskan langsung mendapatkan momongan. ‘’Sebaiknya langsung KB agar ada jeda untuk kelahiran berikutnya, minimal jarak antara anak pertama dan kedua antara 4 – 5 tahun,” jelasnya.
Menurut dia, menjaga jarak kelahiran itu salah satu tujuannya mencegah stunting. Memiliki keturunan jika tidak diimbangi dengan bekal ekonomi yang cukup, maka akan memengaruhi pola pendidikan ke depannya.
Tahun lalu, Dinas PPKB Lamongan mendata pengajuan 70 ribu pil siklus, 70 ribu vial suntik, implant 4.300 set, dan kondom 200 gros. (rka/yan)