- Advertisement -
LAMONGAN, Radar Lamongan – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lamongan mendata sekitar sebulan terakhir ada 124 calon pekerja yang meminta surat rekomendasi paspor.
Dari jumlah calon pekerja migran Indonesia (PMI) itu, terbanyak berusia 18 – 21 tahun. Jumlahnya 33 orang. Disusul 27 orang berumur 28 – 32 tahun. Kemudian  23 orang berumur 33 – 37 tahun dan 20 calon pekerja berusia 23 – 27 tahun. Serta, 14 orang berumur 38-42 tahun dan 7 orang berumur 43 tahun ke atas.
Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Lamongan, Arif Soedjanarta, menuturkan, warga Kecamatan Sugio dan Brondong masing – masing 19 orang yang mengajukan paspor.
- Advertisement -
Menurut dia, warga Sugio kebanyakan tujuannya Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.
‘’Biasanya mereka mengajak teman atau tetangga. Salah satu desa di Sugio sekitar 7 – 8 orang ke Korea Selatan. Jadi mereka berangkat berkelompok. Melihat tetangga atau saudara yang berhasil di sana, akhirnya mereka terpacu untuk berangkat,’’ jelasnya.
Dia menambahkan, mereka yang mengajukan paspor itu rata-rata sudah bekerja di pabrik Surabaya, Gresik maupun Lamongan. ‘’Tapi bagi mereka gajinya kurang besar. Akhirnya mereka mengadu nasib keluar negeri untuk memperbaiki perekonomian. Yang diincar terutama penghasilan besar, kedua pengalaman, ketiga gengsi,’’ katanya. (sip/yan)
LAMONGAN, Radar Lamongan – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lamongan mendata sekitar sebulan terakhir ada 124 calon pekerja yang meminta surat rekomendasi paspor.
Dari jumlah calon pekerja migran Indonesia (PMI) itu, terbanyak berusia 18 – 21 tahun. Jumlahnya 33 orang. Disusul 27 orang berumur 28 – 32 tahun. Kemudian  23 orang berumur 33 – 37 tahun dan 20 calon pekerja berusia 23 – 27 tahun. Serta, 14 orang berumur 38-42 tahun dan 7 orang berumur 43 tahun ke atas.
Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Lamongan, Arif Soedjanarta, menuturkan, warga Kecamatan Sugio dan Brondong masing – masing 19 orang yang mengajukan paspor.
- Advertisement -
Menurut dia, warga Sugio kebanyakan tujuannya Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.
‘’Biasanya mereka mengajak teman atau tetangga. Salah satu desa di Sugio sekitar 7 – 8 orang ke Korea Selatan. Jadi mereka berangkat berkelompok. Melihat tetangga atau saudara yang berhasil di sana, akhirnya mereka terpacu untuk berangkat,’’ jelasnya.
Dia menambahkan, mereka yang mengajukan paspor itu rata-rata sudah bekerja di pabrik Surabaya, Gresik maupun Lamongan. ‘’Tapi bagi mereka gajinya kurang besar. Akhirnya mereka mengadu nasib keluar negeri untuk memperbaiki perekonomian. Yang diincar terutama penghasilan besar, kedua pengalaman, ketiga gengsi,’’ katanya. (sip/yan)