LAMONGAN, Radar Lamongan – Sejumlah wilayah di Kota Sotonmulai memasuki masa panen. Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan, produksi tertinggi dari Kecamatan Mantup dengan jumlah 7.798 ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan, produksi terbesar kedua di Laren dengan jumlah 3.458 ton atau setara 2.213 ton beras.
Plt Kepala KPP Lamongan Moch. Wahyudi mengatakan, saat ini Lamongan sudah mulai panen raya. Puncaknya diprediksi awal Maret. Sehingga ketersediaan beras dipastikan aman hingga musim panen depan. Karena panen bersamaan dengan kabupaten lain, maka pengaruhnya terhadap harga beli.
Berdasarkan laporan tim di lapangan, Jumat harga gabah kering panen masih Rp 5.900, sekarang turun Rp 5.600 per kilogram (kg). Harga ini berpotensi turun lagi ketika puncak panen raya.
”Biasanya hukum ekonomi, ketika stok melimpah harga turun. Tapi kita tetap berusaha melakukan stabilisasi, agar petani tidak merugi,” ujarnya.
Menurut Wahyudi, untuk harga menjadi kesepakatan petani dan tengkulak. Karena biasanya kalau stok melimpah, maka otomatis harga beli tidak bisa tinggi. Namun, dia berharap, tengkulak tetap mempertimbangkan operasional petani yang sangat mahal sehingga harga bisa stabil. Minimal petani tidak merugi, karena biaya untuk memulai tanam cukup besar.
”Komunikasi dengan bulog tetap dilakukan, untuk melakukan stabilisasi harga gabah di tingkat petani,” imbuhnya.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menuturkan, stok pangan hingga Ramadan dan Lebaran dipastikan aman. Petani sudah mulai masuk panen raya, sehingga ketersediaan pangan melimpah.
Namun, musim penghujan ini membuat petani harus bekerja dua kali, untuk mendapatkan hasil pengeringan yang maksimal.
”Saya mengecek langsung petani sudah mulai panen, produktivitasnya juga bagus dan mudah-mudahan harganya tetap bagus sampai akhir panen,” ucapnya. (rka/ind)
