31 C
Bojonegoro
Monday, March 20, 2023

Proyek Jalan Harus Perhatikan Drainase

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Perbaikan infrastruktur jalan masih menjadi salah satu prioritas Pemkab Lamongan. Komisi C DPRD Lamongan meminta agar pembangunan jalan, harus memperhatikan kelayakan drainase. Sebab, drainase yang baik akan meminimalisasi genangan air. Sehingga, kualitas jalan akan lebih terjaga dan tidak mudah rusak.

 

‘’Karena ada dua fungsi. Selain melancarkan air, juga penahan jalan,’’ tutur Anggota komisi C DPRD Lamongan, M. Freddy Wahyudi kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (12/3).

 

- Advertisement -

Freddy, sapaan akrabnya mendesak organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk mengutamakan drainase. ‘’Untuk bagaimana program seperti pembuatan saluran air, nantinya dibuat semaksimal mungkin,’’ ujar politisi F-PKB ini.

 

Wakil Dekan Fakultas Teknik Unisla Lamongan, Sugeng Dwi Hartantyo menuturkan, dalam pembangunan jalan seharusnya dibarengi dengan drainase. Yakni terdapat istilah daerah milik jalan. Setelah badan jalan, baik aspal maupun cor, harus selaras antara pembangunan jalan dan saluran air.

 

‘’Jalan dibuat untuk kemiringan. Bagaimana ketika hujan kemiringan jalan berfungsi mengalirkan air keseluruhan,’’ jelasnya.

 

Dia memastikan, ketika drainase rusak dan menyebabkan genangan air, maka akan mempengaruhi kualitas dan ketahanan jalan. Sugeng, sapaan akrabnya memberikan contoh pada jalan aspal. Pada senyawa aspal terdapat campuran minyak, yang tidak bisa menyatu dengan air.

 

Hal itu, terang dia, juga terjadi pada beton. Bisa jadi pada beton tidak terdapat masalah. Namun, permasalahan pada struktur konstruksi di bawahnya, yang jika terkena air sangat riskan.

 

Selain itu, penyebab jalan cepat rusak dari tonase kendaraan yang melebihi batas. Sehingga, dia menilai, keberadaan jembatan timbang sangat penting. ‘’Ketika drainase tidak lancar dan curah hujan tinggi, jalan tergenang. Serta diperparah dengan kendaraan muatan, yang tidak tahu beratnya. Makanya banyak jalan terkelupas,’’ ujarnya.

 

Sugeng mengatakan, saat membuat saluran air harus mengambil acuan curah hujan yang terjadi selama 15 tahun terakhir. Dari situ, nantinya ditentukan dimensi saluran drainase, yakni antara debit air dengan luas penampang. Ketika bangunan sudah jadi, maka harus ada proses pengecekan dan perawatan. Hal itu untuk menjaga umur bangunan.

 

‘’Jadi disiapkan satgas di beberapa titik, untuk bisa mengecek dan melakukan pengawasan secara optimal. Tujuannya untuk menjaga saluran drainase, sehingga saluran bisa tepat guna, sebagaimana fungsinya,’’ terangnya. (sip/ind)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Perbaikan infrastruktur jalan masih menjadi salah satu prioritas Pemkab Lamongan. Komisi C DPRD Lamongan meminta agar pembangunan jalan, harus memperhatikan kelayakan drainase. Sebab, drainase yang baik akan meminimalisasi genangan air. Sehingga, kualitas jalan akan lebih terjaga dan tidak mudah rusak.

 

‘’Karena ada dua fungsi. Selain melancarkan air, juga penahan jalan,’’ tutur Anggota komisi C DPRD Lamongan, M. Freddy Wahyudi kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (12/3).

 

- Advertisement -

Freddy, sapaan akrabnya mendesak organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk mengutamakan drainase. ‘’Untuk bagaimana program seperti pembuatan saluran air, nantinya dibuat semaksimal mungkin,’’ ujar politisi F-PKB ini.

 

Wakil Dekan Fakultas Teknik Unisla Lamongan, Sugeng Dwi Hartantyo menuturkan, dalam pembangunan jalan seharusnya dibarengi dengan drainase. Yakni terdapat istilah daerah milik jalan. Setelah badan jalan, baik aspal maupun cor, harus selaras antara pembangunan jalan dan saluran air.

 

‘’Jalan dibuat untuk kemiringan. Bagaimana ketika hujan kemiringan jalan berfungsi mengalirkan air keseluruhan,’’ jelasnya.

 

Dia memastikan, ketika drainase rusak dan menyebabkan genangan air, maka akan mempengaruhi kualitas dan ketahanan jalan. Sugeng, sapaan akrabnya memberikan contoh pada jalan aspal. Pada senyawa aspal terdapat campuran minyak, yang tidak bisa menyatu dengan air.

 

Hal itu, terang dia, juga terjadi pada beton. Bisa jadi pada beton tidak terdapat masalah. Namun, permasalahan pada struktur konstruksi di bawahnya, yang jika terkena air sangat riskan.

 

Selain itu, penyebab jalan cepat rusak dari tonase kendaraan yang melebihi batas. Sehingga, dia menilai, keberadaan jembatan timbang sangat penting. ‘’Ketika drainase tidak lancar dan curah hujan tinggi, jalan tergenang. Serta diperparah dengan kendaraan muatan, yang tidak tahu beratnya. Makanya banyak jalan terkelupas,’’ ujarnya.

 

Sugeng mengatakan, saat membuat saluran air harus mengambil acuan curah hujan yang terjadi selama 15 tahun terakhir. Dari situ, nantinya ditentukan dimensi saluran drainase, yakni antara debit air dengan luas penampang. Ketika bangunan sudah jadi, maka harus ada proses pengecekan dan perawatan. Hal itu untuk menjaga umur bangunan.

 

‘’Jadi disiapkan satgas di beberapa titik, untuk bisa mengecek dan melakukan pengawasan secara optimal. Tujuannya untuk menjaga saluran drainase, sehingga saluran bisa tepat guna, sebagaimana fungsinya,’’ terangnya. (sip/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Suka Dengerin Musik Rock

Harga Kebutuhan Pokok Masih Stabil


/