LAMONGAN, Radar Lamongan – Dinas Pendidikan Lamongan bersiap melaksanakan kurikulum merdeka, sesuai aturan yang ditetapkan Kemendikbud. Kepala Disdik Lamongan Munif Syarif mengatakan, Lamongan sudah siap melaksanakan implementasi pembelajaran sesuai dengan kebijakan terbaru.
Salah satunya dengan workshop, penyusunan modul ajar, bedah kurikulum, dan analisis capaian pembelajaran. Menurut dia, persiapan ini sudah dilakukan sejak lama. Seluruh guru, kepala sekolah, dan pengawas sudah melakukan sosialisasi.
‘’Kita sudah workshop, nanti kita sosialisasikan bertahap ke lembaga untuk implementasinya,’’ terang Munif kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (10/7).
Munif menuturkan, pelaksanaan kurikulum merdeka juga diimbangi dengan kesiapan dari sarana prasarana lembaga. Saat ini, lembaga di bawah naungan Disdik sudah melakukan perbaikan bertahap. Acuannya dari hasil asesmen nasional beberapa bulan lalu.
‘’Alhamdulilllah hasil asesmen, kami sudah memenuhi standar semua. Sehingga, kami siap untuk melaksanakan kurikulum merdeka,’’ ucapnya.
Munif memastikan, untuk sarpras terus dicukupi. Namun, untuk fenomena pendidikan memang ada perubahan. Sehingga, banyak lembaga belum bisa memenuhi pagu karena banyak faktor.
Salah-satunya keberhasilan pemerintah dalam menurunkan angka kelahiran. Sehingga jumlah lulusan SD juga berkurang. Menurut dia, lembaga akan dievaluasi jika kekurangan pagu terjadi lebih dari tiga kali.
‘’Untuk sekolah yang belum memenuhi pagu selama tiga kali berturut-turut, akan dievaluasi,’’ katanya.
Sejauh ini, Munif mengkungkapkan, ada lembaga SD yang dimerger setiap tahunnya. Sebab, jumlah pendaftar sangat minim. Namun, merger lembaga harus mempertimbangkan letak geografis sekolah. Itu yang menjadi pertimbangan tidak semua bisa dimerger.
Dia mencontohkan, lembaga yang kekurangan siswa letaknya di perbatasan dan jauh dari permukiman, maka tidak akan dimerger. Sebab, tujuan utamanya mendekatkan pendidikan.
‘’Karena itu, kebijakan itu akan mempertimbangkan banyak hal. Intinya memajukan pendidikan untuk generasi emas Lamongan,’’ pungkasnya. (rka/ind)