25.6 C
Bojonegoro
Wednesday, March 22, 2023

Bisa Dikoneksikan dengan Smartphone

Menengok Keseruan Pelajar SMP Merakit Robot

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Dua siswa SMPN 2 Lamongan, Septya Ramadhani dan Maulana Risky terlihat serius mengotak-atik peralatan elektronik di depannya. Kedua pelajar ini rupanya sedang mengecek robot buatannya, agar bisa berfungsi normal. Sesekali pelajar yang tergabung dalam anggota ekstra robotik tersebut mencoba kerja robot yang dibuatnya.

 

Septya merasa robot yang dirangkainya bekerja kurang maksimal, sehingga harus diperbaiki untuk persiapan lomba. Sedangkan, Risky bagian mengontrol kerja robot dari code programming yang sudah disusun anggotanya.

 

Risky mengaku sudah berkali-kali gagal saat membuat robot. Namun, rasa penasaran itu justru memuncak saat gagal. Motivasi itu yang membuat dia terus mencoba sampai akhirnya berhasil.

- Advertisement -

 

‘’Kita memang bekerjasama untuk menghasilkan robot yang terbaik, dan ini sangat menyenangkan,” tutur Risky kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (10/3).

 

Ekstra robotik SMPN 2 Lamongan dimulai sejak Tahun 2019. Selama satu tahun berjalan, anggota ekstra ini terus terseleksi oleh alam. Ekstra ini sempat vakum saat pandemi Covid-19 lalu, yang membuat sejumlah anggotanya saat itu mengundurkan diri. Kini, anggotanya sekitar 20 siswa yang masih aktif, yang mayoritas kaum adam.

 

Pembina ekstra robotik SMPN 2 Lamongan, Hani Akbar mengatakan, awal adanya ekstra ini karena perubahan pembelajaran TIK ke informatika. Sehingga pembelajarannya mengutamakan penalaran, serta di dalam materi ada coding. Karena itu, sekolah mulai mendirikan ekstra robot, yang ternyata responnya juga tinggi.

 

‘’Awalnya banyak perempuan juga, tapi ekstra ini banyak disenangi oleh kaum adam, karena ketelitiannya,” ucapnya.

 

Sistim kerja robot disesuaikan dengan sumber energi yang digunakan. Bisa dengan tenaga surya, bluetooth, hingga wifi. Namun, karena sebagian besar robot sekarang menggunakan code, sehingga bekerjanya bisa dikontrol menggunakan smartphone. Menurut Hani, ekstra robot ini cukup bagus regenerasinya. Meski tidak banyak, tapi rerata pesertanya cukup serius. Sehingga, diharapkan bisa meningkatkan kreativitas pelajar.

 

Proses pembuatan robot juga mudah, yakni bahan-bahan bisa didapatkan secara online. Misalnya untuk kerangka manual (analog), bisa disusun lebih cepat. Namun, hasilnya kurang maksimal dan tidak memenuhi kriteria untuk digunakan lomba.

 

Berbeda dengan robot digital, yang harus dibuatkan program khusus. Kemudian cara kerjanya harus disesuaikan dengan program tersebut. Sehingga, robot diberikan code, agar bekerja sesuai dengan program yang dibuat. Hani mengatakan, untuk mendapatkan hasil sempurna memakan waktu satu bulan lebih.

 

‘’Ini kita sedang mempersiapkan untuk mengikuti lomba di salah satu Universitas di Surabaya, jadi kita perbaiki semua pemrogramannya,” imbuhnya.

 

Robot sekarang sudah ada modulnya. Kemudian untuk menyusun robot harus melengkapi sensor, aktuator, power, dan mikrokontroler. Setelah ke empat komponen ini terpenuhi, akan bekerja sesuai dengan harapan. Ekstra robot ini cukup baik bagi mereka yang bercita-cita meneruskan di ITS misalnya.

 

‘’Karena bekal ini bisa diperoleh sejak masih duduk di bangku SMP, khususnya untuk membuat robot dasar,’’ terangnya. (rka/ind)

SERIUS: Anggota ektra robotik SMPN 2 Lamongan saat mencoba kinerja salah satu robot. (ANJAR DWI PRADIPTA/RDR.LMG)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Dua siswa SMPN 2 Lamongan, Septya Ramadhani dan Maulana Risky terlihat serius mengotak-atik peralatan elektronik di depannya. Kedua pelajar ini rupanya sedang mengecek robot buatannya, agar bisa berfungsi normal. Sesekali pelajar yang tergabung dalam anggota ekstra robotik tersebut mencoba kerja robot yang dibuatnya.

 

Septya merasa robot yang dirangkainya bekerja kurang maksimal, sehingga harus diperbaiki untuk persiapan lomba. Sedangkan, Risky bagian mengontrol kerja robot dari code programming yang sudah disusun anggotanya.

 

Risky mengaku sudah berkali-kali gagal saat membuat robot. Namun, rasa penasaran itu justru memuncak saat gagal. Motivasi itu yang membuat dia terus mencoba sampai akhirnya berhasil.

- Advertisement -

 

‘’Kita memang bekerjasama untuk menghasilkan robot yang terbaik, dan ini sangat menyenangkan,” tutur Risky kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (10/3).

 

Ekstra robotik SMPN 2 Lamongan dimulai sejak Tahun 2019. Selama satu tahun berjalan, anggota ekstra ini terus terseleksi oleh alam. Ekstra ini sempat vakum saat pandemi Covid-19 lalu, yang membuat sejumlah anggotanya saat itu mengundurkan diri. Kini, anggotanya sekitar 20 siswa yang masih aktif, yang mayoritas kaum adam.

 

Pembina ekstra robotik SMPN 2 Lamongan, Hani Akbar mengatakan, awal adanya ekstra ini karena perubahan pembelajaran TIK ke informatika. Sehingga pembelajarannya mengutamakan penalaran, serta di dalam materi ada coding. Karena itu, sekolah mulai mendirikan ekstra robot, yang ternyata responnya juga tinggi.

 

‘’Awalnya banyak perempuan juga, tapi ekstra ini banyak disenangi oleh kaum adam, karena ketelitiannya,” ucapnya.

 

Sistim kerja robot disesuaikan dengan sumber energi yang digunakan. Bisa dengan tenaga surya, bluetooth, hingga wifi. Namun, karena sebagian besar robot sekarang menggunakan code, sehingga bekerjanya bisa dikontrol menggunakan smartphone. Menurut Hani, ekstra robot ini cukup bagus regenerasinya. Meski tidak banyak, tapi rerata pesertanya cukup serius. Sehingga, diharapkan bisa meningkatkan kreativitas pelajar.

 

Proses pembuatan robot juga mudah, yakni bahan-bahan bisa didapatkan secara online. Misalnya untuk kerangka manual (analog), bisa disusun lebih cepat. Namun, hasilnya kurang maksimal dan tidak memenuhi kriteria untuk digunakan lomba.

 

Berbeda dengan robot digital, yang harus dibuatkan program khusus. Kemudian cara kerjanya harus disesuaikan dengan program tersebut. Sehingga, robot diberikan code, agar bekerja sesuai dengan program yang dibuat. Hani mengatakan, untuk mendapatkan hasil sempurna memakan waktu satu bulan lebih.

 

‘’Ini kita sedang mempersiapkan untuk mengikuti lomba di salah satu Universitas di Surabaya, jadi kita perbaiki semua pemrogramannya,” imbuhnya.

 

Robot sekarang sudah ada modulnya. Kemudian untuk menyusun robot harus melengkapi sensor, aktuator, power, dan mikrokontroler. Setelah ke empat komponen ini terpenuhi, akan bekerja sesuai dengan harapan. Ekstra robot ini cukup baik bagi mereka yang bercita-cita meneruskan di ITS misalnya.

 

‘’Karena bekal ini bisa diperoleh sejak masih duduk di bangku SMP, khususnya untuk membuat robot dasar,’’ terangnya. (rka/ind)

SERIUS: Anggota ektra robotik SMPN 2 Lamongan saat mencoba kinerja salah satu robot. (ANJAR DWI PRADIPTA/RDR.LMG)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Beasiswa RPL Dibatasi 300 Kuota

22 Guru PPPK Salah Kamar

Lahan Kritis Ditanami Pohon Buah


/