LAMONGAN, Radar Lamongan – Penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak semakin masif. Kasus selalu bertambah setiap hari. Bahkan di Kecamatan Tikung ditemukan 37 kasus penularan dalam sehari.
Sedangkan, terdapat enam kecamatan lain yang masih terjadi penularan. Meliputi Modo sebanyak enam kasus, Sambeng sebanyak 8 kasus, Solokuro sebanyak 3 kasus, Babat hanya satu kasus, Kedungpring sebanyak 7 kasus, dan Brondong hanya 2 kasus.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan Wahyudi menuturkan, penyebaran kasusnya sudah mencapai 23 kecamatan. Hasil penelusuran dan pemeriksaan, setiap hari selalu muncul kasus baru.
Di sisi lain, terdapat kecamatan yang kasusnya tidak bertambah, tapi justru ada penyembuhan. Serta sebagian kecamatan yang kasusnya sama dengan minggu lalu, tapi hewan ternak masih sakit.
Dia memastikan, penularan ternak sapi lebih massif. Tercatat sebanyak 942 ternak sakit dan dilakukan karantina. Gejalanya menyerupai PMK, sehingga harus dipisahkan.
Penyebabnya beragam. Diantaranya faktor risiko lalu lintas orang ke dalam kandang, serta sejumlah peternak masih melakukan jual beli dari pasar di luar Lamongan.
Seperti diketahui, pasar hewan Lamongan sudah ditutup semua semenjak status wabah ditetapkan Mei lalu. Namun, menjelang perayaan Idul Adha ini, kemungkinan peternak masih bertransaksi di luar Lamongan.
Sedangkan, diakuinya, dinas tidak bisa melakukan pembatasan karena pemeriksaan hanya antar provinsi. ‘’Saya berharap kesadaran dari peternak untuk membatasi kegiatan jual beli dan memanfaatkan pembibitan sapi lokal untuk kebutuhan hari raya,” imbuhnya.
Wahyudi mengatakan, penularan virus PMK ini bisa melalui orang, benda, atau hewan itu sendiri. Misalnya, orang dari kandang ternak sakit. Selanjutnya mengunjungi kandang ternak yang sehat. Hal itu berisiko membawa virus, meski sangat kecil.
Sedangkan, penularan paling besar antar hewan atau kandang yang berdekatan. Namun, peternak bisa melakukan langkah pencegahan yakni dengan sterilisasi kandang dan pengobatan sesuai dengan gejala.
‘’Sementara untuk vaksin masih menunggu dari provinsi, karena sampel dikirim ke provinsi. Sehingga harus menyesuaikan dengan jenis penyakitnya,’’ terangnya. (rka/ind)