24.8 C
Bojonegoro
Friday, March 31, 2023

Alokasi DBH-CHT Naik Menjadi Rp 68 Miliar

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Tahun ini, dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT) Lamongan ditambah sekitar Rp 20 miliar. Tahun lalu, DBH-CHT dikucuri sekitar Rp 48 miliar. Sedangkan tahun ini DBH-CHT dianggarkan Rp 68 miliar.

 

Kenaikan ini membuat jumlah penerima manfaat bertambah. Peruntukan DBH-CHT masih sama, yakni dialokasikan untuk bidang kesejahteraan masyarakat, hukum, perlindungan kerja, dan kesehatan.

 

Kabid Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan, Bakrudin menjelaskan, terdapat kenaikan alokasi bahan baku sekitar 27,50 persen. Sebelumnya alokasinya sekitar Rp 13 miliar, menjadi Rp 14 miliar.

- Advertisement -

 

Menurut dia, DBH-CHT ini dari tembakau yang dihasilkan, dikembalikan kepada petani dan buruh tani. Sehingga, pengelolaan oleh daerah digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, memberikan perlindungan kesehatan dan hukum.

 

Bakrudin mengakui, secara angka ada kenaikan. Sebab, produktivitas tembakau tahun lalu lumayan besar. Meski ada kendala cuaca dan belum bisa maksimal untuk luasannya, tapi dari pusat hibahnya cukup tinggi. Sehingga, dia berharap, untuk jumlah petani dan buruh yang terkaver BPJS dari jumlah 51 ribu petani, akan ditambah sebanyak 22 ribu calon penerima.

 

‘’Kita nanti bertahap semua bisa terkaver, tapi bertahap yang menyesuaikan dengan anggarannya,” imbuhnya.

 

Selain untuk mengkaver BPJS, lanjut dia, DBH-CHT ini juga difungsikan untuk meningkatkan kualitas bahan baku. Sehingga, petani akan diberikan subsidi benih, pupuk, jalan produksi, hand traktor, hand sprayer, alat perajang, dan lainnya.

 

Bantuan ini akan mendukung peningkatan sebelum dan paska panen. Kemudian ada BPJS kecelakaan kerja untuk 10 ribu petani. Serta jaminan kematian 6.800 jiwa, yang dibayar selama enam bulan.

 

Kemudian untuk teknis di lapangan, menyesuaikan kebutuhan dari petani. Sebab, diharapkan minat petani untuk menanam tembakau masih tinggi. ‘’Kita belum bisa menambah luasan, karena tahun lalu harga tinggi, tapi hujan terus. Sehingga kualitasnya memang turun untuk yang panen akhir,” terangnya. (rka/ind)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Tahun ini, dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT) Lamongan ditambah sekitar Rp 20 miliar. Tahun lalu, DBH-CHT dikucuri sekitar Rp 48 miliar. Sedangkan tahun ini DBH-CHT dianggarkan Rp 68 miliar.

 

Kenaikan ini membuat jumlah penerima manfaat bertambah. Peruntukan DBH-CHT masih sama, yakni dialokasikan untuk bidang kesejahteraan masyarakat, hukum, perlindungan kerja, dan kesehatan.

 

Kabid Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan, Bakrudin menjelaskan, terdapat kenaikan alokasi bahan baku sekitar 27,50 persen. Sebelumnya alokasinya sekitar Rp 13 miliar, menjadi Rp 14 miliar.

- Advertisement -

 

Menurut dia, DBH-CHT ini dari tembakau yang dihasilkan, dikembalikan kepada petani dan buruh tani. Sehingga, pengelolaan oleh daerah digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, memberikan perlindungan kesehatan dan hukum.

 

Bakrudin mengakui, secara angka ada kenaikan. Sebab, produktivitas tembakau tahun lalu lumayan besar. Meski ada kendala cuaca dan belum bisa maksimal untuk luasannya, tapi dari pusat hibahnya cukup tinggi. Sehingga, dia berharap, untuk jumlah petani dan buruh yang terkaver BPJS dari jumlah 51 ribu petani, akan ditambah sebanyak 22 ribu calon penerima.

 

‘’Kita nanti bertahap semua bisa terkaver, tapi bertahap yang menyesuaikan dengan anggarannya,” imbuhnya.

 

Selain untuk mengkaver BPJS, lanjut dia, DBH-CHT ini juga difungsikan untuk meningkatkan kualitas bahan baku. Sehingga, petani akan diberikan subsidi benih, pupuk, jalan produksi, hand traktor, hand sprayer, alat perajang, dan lainnya.

 

Bantuan ini akan mendukung peningkatan sebelum dan paska panen. Kemudian ada BPJS kecelakaan kerja untuk 10 ribu petani. Serta jaminan kematian 6.800 jiwa, yang dibayar selama enam bulan.

 

Kemudian untuk teknis di lapangan, menyesuaikan kebutuhan dari petani. Sebab, diharapkan minat petani untuk menanam tembakau masih tinggi. ‘’Kita belum bisa menambah luasan, karena tahun lalu harga tinggi, tapi hujan terus. Sehingga kualitasnya memang turun untuk yang panen akhir,” terangnya. (rka/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Koleksi 50 Boneka di Rumah

Diparkir di Kos, Motor Raib

Amankan Pengedar SS di Pantura


/