PACIRAN, Radar Lamongan – Musim angin barat memicu potensi gelombang tinggi dan angin kencang, yang menjadi momok bagi nelayan dalam mencari ikan. Memasuki musim angin barat ini, sebagian nelayan berhenti melaut sejak dua minggu terakhir.
Ketua Rukun Nelayan (RN) Blimbing, Kecamatan Paciran Nur Wakid membenarkan, jika hingga kini hanya beberapa nelayan yang berani melaut. Karena saat musim ini memicu terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi. Sebelumnya, nelayan juga sempat berhenti melaut selama tiga minggu akibat cuaca buruk pada Januari lalu.
‘’Dua minggu kemarin juga berhenti total. Tidak lagi mencari ikan karena cuaca buruk,’’ imbuh Wahid saat dikonfirmasi via ponsel.
Selama dua minggu ini, terang Wahid, ketinggian ombak ditaksir mencapai 2 meter (m) hingga 3 m. Itu cukup rawan bagi nelayan. Sebagian nelayan yang off melaut, memilih memperbaiki jaring dan alat tangkap lainnya. Menurut dia, cuaca sudah mulai normal yakni berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
‘’Baru tadi pagi (kemarin, Red), sebagian nelayan berangkat mencari ikan,’’ katanya.
Sedangkan, terang Wahid, sebagian nelayan masih menunggu hingga cuaca benar-benar kondusif selama dua hingga tiga hari ke depan. Terutama nelayan kecil yang masih khawatir, jika cuaca buruk kembali menyelimuti perairan pantura Lamongan. Menurunnya pasokan ikan dari nelayan, membuat sejumlah ikan mengalami kenaikan harga.
‘’Angin barat seperti ini, tentunya lebih sulit. Apalagi sebagian ikan mengalami musim telur,’’ ucapnya.
Dia mengaku musim barat menjadi waktu bagi mayoritas jenis ikan bertelur di dasar laut. Kondisi ini berbeda dengan musim timur, yakni tangkapan ikan nelayan cukup tinggi. Wahid mengaku setiap hari mendapatkan informasi prakiraan cuaca dari BMKG.
‘’Rutin dilakukan imbauan melaut karena cuaca buruk, sebagai upaya meminimalisai hal-hal yang tidak diinginkan,’’ terang Wahid. (mal/ind)