- Advertisement -
LAMONGAN, Radar Lamongan – Realisasi vaksinasi dosis 3 di Puskesmas Babat dan Puskesmas Payaman mendapat perhatian khusus.
“Payaman ini pink karena laporan terakhir sudah 11 persen. Kalau Babat merah karena di bawah 11 persen. Kita minta terus meningkatkan cakupannya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, dr Taufik Hidayat, kepada Jawa Pos Radar Lamongan.
Menurut dia, semua puskesmas melayani vaksinasi setiap hari. Sehingga, update vaksinasi kerap berubah.
- Advertisement -
Realisasi vaksinasi booster sementara hingga saat ini, 27 persen atau 263 ribu orang dari sejuta proyeksi. Dinkes berupaya memercepat cakupan dengan mewajibkan bagi penerima bantuan langsung tunai (BLT) yang sudah mendapatkan dosis 2 dan melakukan vaksinasi door to door.
Taufik berharap petugas bisa melakukan pendekatan persuasif agar realisasi vaksinasi bisa sesuai target. “Kalau kita mendapatkan vaksinasi lengkap, minimal jika terpapar, risikonya lebih rendah dari yang tidak vaksin,” terangnya.
Taufik meminta semua puskesmas untuk melakukan percepatan vaksinasi. Tidak hanya puskesmas yang berstatus merah. Bahkan, untuk lansia, mulai mendapatkan dosis 4. Selanjutnya disusul pelayan publik.
Taufik mengatakan, varian omicron terus bermutasi. Dia kembali berharap mereka yang belum menerima vaksin lengkap segera menghubungi petugas puskesmas di wilayahnya. “Untuk stok dosis masih aman jadi masyarakat bisa vaksin sesuai dengan tingkatannya,” tuturnya. (rka/yan)
LAMONGAN, Radar Lamongan – Realisasi vaksinasi dosis 3 di Puskesmas Babat dan Puskesmas Payaman mendapat perhatian khusus.
“Payaman ini pink karena laporan terakhir sudah 11 persen. Kalau Babat merah karena di bawah 11 persen. Kita minta terus meningkatkan cakupannya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, dr Taufik Hidayat, kepada Jawa Pos Radar Lamongan.
Menurut dia, semua puskesmas melayani vaksinasi setiap hari. Sehingga, update vaksinasi kerap berubah.
- Advertisement -
Realisasi vaksinasi booster sementara hingga saat ini, 27 persen atau 263 ribu orang dari sejuta proyeksi. Dinkes berupaya memercepat cakupan dengan mewajibkan bagi penerima bantuan langsung tunai (BLT) yang sudah mendapatkan dosis 2 dan melakukan vaksinasi door to door.
Taufik berharap petugas bisa melakukan pendekatan persuasif agar realisasi vaksinasi bisa sesuai target. “Kalau kita mendapatkan vaksinasi lengkap, minimal jika terpapar, risikonya lebih rendah dari yang tidak vaksin,” terangnya.
Taufik meminta semua puskesmas untuk melakukan percepatan vaksinasi. Tidak hanya puskesmas yang berstatus merah. Bahkan, untuk lansia, mulai mendapatkan dosis 4. Selanjutnya disusul pelayan publik.
Taufik mengatakan, varian omicron terus bermutasi. Dia kembali berharap mereka yang belum menerima vaksin lengkap segera menghubungi petugas puskesmas di wilayahnya. “Untuk stok dosis masih aman jadi masyarakat bisa vaksin sesuai dengan tingkatannya,” tuturnya. (rka/yan)