LAMONGAN, Radar Lamongan – Bulan ini beragam gejolak bahan bakar minyak (BBM) mewarnai. Mulai kelangkaan solar, hingga kenaikan pertamax menjadi Rp 12.500. Selain itu, distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Lamongan tersendat, karena amblesnya Jembatan Ngaglik 1 di ruas jalan nasional Lamongan – Surabaya.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur Deny Djukardi mengatakan, stok BBM tetap aman meski ada kenaikan minyak mentah dunia. Distribusi dilakukan setiap hari. Namun, diakuinya, terjadi keterlambatan pengiriman karena adanya kendala di jalan. Misalnya di Lamongan ada perbaikan jembatan, yang membuat truk tangki tiba di SPBU lebih lambat.
‘’Kalau stok masih aman, penyaluran pertalite di Lamongan tetap sama 6.500 kiloliter (KL),” terang Deny.
Menurut dia, hingga kini pengiriman masih sama. Namun, ada kenaikan permintaan sekitar 5 persen terhadap pertalite. Permintaan itu sudah disampaikan ke Pertamina. Sehingga distribusi akan disesuaikan dengan kebutuhan.
Menurut dia, pihak SPBU belum ada yang melaporkan stok minim. Jika nantinya ada permasalahan, maka akan segera ditindak lanjuti. ‘’Kalau permintaan tinggi iya, tapi stok aman karena distribusi jalan meski sedikit terlambat,” ujarnya.
Deny mengatakan, hingga kini stok BBM masih aman. Kebutuhan konsumen akan disesuaikan dengan cadangan stok dari Pertamina. Jika ada kenaikan dan stok tersedia akan dikirim sesuai kebutuhan. Namun jika stok menipis akan dikirim sesuai dengan kebutuhan yang lama sehingga tidak ditambah.
‘’Untuk distribusi sedikit terkendala karena ada perbaikan jembatan sehingga truk tangki harus memutar,’’ imbuhnya.
Direktur SPBU Basuki Rahmad Lamongan Adi Nugroho menambahkan, terkait distribusi di wilayah kota belum terdampak. Sehingga, masih aman dan kebutuhan dari konsumen bisa terpenuhi.
Menurut dia, kenaikan harga pertamax, membuat sebagian konsumen mulai beralih ke pertalite. Selisih harga cukup besar untuk pertalite Rp 7.650 per liter, sedangkan pertamax Rp 12.500 per liter. Bahkan, untuk selisih konsumsinya sangat banyak. Untuk pertalite 16 KL per hari, sedangkan pertamax hanya 3 KL per hari.
‘’Konsumen sekarang beralih ke pertalite karena harga, sehingga stok yang dikirim selalu habis,” ucapnya. (rka/ind)