25 C
Bojonegoro
Wednesday, March 22, 2023

Kasus PMK Turun, Risiko Penularan Tinggi

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Terjadi penurunan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) minggu ini. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkawan) Lamongan mendata, kini terdapat 111 kasus. Turun dari kasus sebelumnya yang mencapai 126 kasus. Meski begitu, risiko penularan masih tinggi, yakni mencapai 90 hingga 100 persen.

Kepala Disnakkawan Lamongan, Moch. Wahyudi menjelaskan, untuk penularan tetap diwaspadai. Karena virus ini penularannya bisa melalui hewan ke hewan, manusia ke hewan, dan benda ke hewan. Sehingga, setelah berinteraksi dengan ternak sakit, harus membersihkan diri. Termasuk benda-benda harus dipisahkan.

‘’Kalau menular ke manusia, tidak. Tapi bisa menularkan karena virus menempel di benda atau udara,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Lamongan.

Wahyudi mengatakan, upaya yang bisa dilakukan dengan pencegahan melalui vaksinasi. Saat ini untuk capaian sudah 90,96 persen, atau 125 ribu dari 137 ribu. Jika target sudah terealisasi 100 persen, kemungkinan akan dilakukan perluasan.

‘’Kita akan lakukan perluasan, kalau target awal sudah terealisasi dosis 1 dan 2,’’ imbuhnya.

- Advertisement -

Sasaran vaksinasi selanjutnya masih sama, yakni menyasar sapi, kerbau, kambing, dan domba. Menurut dia, untuk penularan saat ini cukup tinggi, karena mobilisasi ternak luar sangat banyak. Meski sudah diperingatkan agar tidak menggunakan ternak sakit dalam jual beli, tapi penjual banyak yang mengabaikan. Akibatnya, untuk penularan sangat terbuka.

‘’Kita berusaha edukasi ke penjual, bahkan ternak yang belum divaksin langsung divaksin di tempat,’’ ujarnya.

Wahyudi menambahkan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pengelola pasar hewan. ‘’Harapannya agar kegiatan jual beli tetap lancar, sehingga dibutuhkan kerjasama untuk menggunakan ternak yang sehat saja,’’ terangnya. (rka/ind)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Terjadi penurunan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) minggu ini. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkawan) Lamongan mendata, kini terdapat 111 kasus. Turun dari kasus sebelumnya yang mencapai 126 kasus. Meski begitu, risiko penularan masih tinggi, yakni mencapai 90 hingga 100 persen.

Kepala Disnakkawan Lamongan, Moch. Wahyudi menjelaskan, untuk penularan tetap diwaspadai. Karena virus ini penularannya bisa melalui hewan ke hewan, manusia ke hewan, dan benda ke hewan. Sehingga, setelah berinteraksi dengan ternak sakit, harus membersihkan diri. Termasuk benda-benda harus dipisahkan.

‘’Kalau menular ke manusia, tidak. Tapi bisa menularkan karena virus menempel di benda atau udara,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Lamongan.

Wahyudi mengatakan, upaya yang bisa dilakukan dengan pencegahan melalui vaksinasi. Saat ini untuk capaian sudah 90,96 persen, atau 125 ribu dari 137 ribu. Jika target sudah terealisasi 100 persen, kemungkinan akan dilakukan perluasan.

‘’Kita akan lakukan perluasan, kalau target awal sudah terealisasi dosis 1 dan 2,’’ imbuhnya.

- Advertisement -

Sasaran vaksinasi selanjutnya masih sama, yakni menyasar sapi, kerbau, kambing, dan domba. Menurut dia, untuk penularan saat ini cukup tinggi, karena mobilisasi ternak luar sangat banyak. Meski sudah diperingatkan agar tidak menggunakan ternak sakit dalam jual beli, tapi penjual banyak yang mengabaikan. Akibatnya, untuk penularan sangat terbuka.

‘’Kita berusaha edukasi ke penjual, bahkan ternak yang belum divaksin langsung divaksin di tempat,’’ ujarnya.

Wahyudi menambahkan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pengelola pasar hewan. ‘’Harapannya agar kegiatan jual beli tetap lancar, sehingga dibutuhkan kerjasama untuk menggunakan ternak yang sehat saja,’’ terangnya. (rka/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Beasiswa RPL Dibatasi 300 Kuota

22 Guru PPPK Salah Kamar

Lahan Kritis Ditanami Pohon Buah


/