- Advertisement -
LAMONGAN, Radar Lamongan – Tiga pekerjaan sangat diminati pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di mancanegara selama tahun lalu. Yakni, sektor bangunan (448 PMI), industri pengolahan (140), dan cleaning service (49).
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lamongan, Agus Cahyono, mengatakan, penempatan kerja sesuai negara yang membutuhkan. Selain tiga bidang tersebut, ada juga sektor perkebunan dan sektor lainnya. Namun, jumlahnya tidak sebanyak tiga bidang tersebut.
Dia menuturkan, banyak upaya yang dilakukan untuk PMI. Mulai proses pemberangkatan, pengurusan ID, dan pelatihan. Menurut Agus, disnaker memfasilitasi proses tersebut. Bahkan, saat kembali dari negara penempatan, mereka diberdayakan. ‘’Diberikan modal untuk bisa bekerja secara mandiri dan tidak menganggur,’’ ucapnya.
- Advertisement -
Agus menambahkan, di Lamongan dibentuk desa migran produktif (desmigratif) untuk menjadi kantong migran. ‘’Nanti kita memberikan pelatihan kepada purna migran,’’ jelasnya.
Agus menambahkan, sesuai anggaran tahun ini, ada satu tim terdiri atas 20 orang yang bakal dapat mendapatkan pelatihan. ‘’Pelatihan ini semacam melatih keahliannya,’’ ucapnya. (sip/yan)
LAMONGAN, Radar Lamongan – Tiga pekerjaan sangat diminati pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di mancanegara selama tahun lalu. Yakni, sektor bangunan (448 PMI), industri pengolahan (140), dan cleaning service (49).
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lamongan, Agus Cahyono, mengatakan, penempatan kerja sesuai negara yang membutuhkan. Selain tiga bidang tersebut, ada juga sektor perkebunan dan sektor lainnya. Namun, jumlahnya tidak sebanyak tiga bidang tersebut.
Dia menuturkan, banyak upaya yang dilakukan untuk PMI. Mulai proses pemberangkatan, pengurusan ID, dan pelatihan. Menurut Agus, disnaker memfasilitasi proses tersebut. Bahkan, saat kembali dari negara penempatan, mereka diberdayakan. ‘’Diberikan modal untuk bisa bekerja secara mandiri dan tidak menganggur,’’ ucapnya.
- Advertisement -
Agus menambahkan, di Lamongan dibentuk desa migran produktif (desmigratif) untuk menjadi kantong migran. ‘’Nanti kita memberikan pelatihan kepada purna migran,’’ jelasnya.
Agus menambahkan, sesuai anggaran tahun ini, ada satu tim terdiri atas 20 orang yang bakal dapat mendapatkan pelatihan. ‘’Pelatihan ini semacam melatih keahliannya,’’ ucapnya. (sip/yan)