28.7 C
Bojonegoro
Monday, March 27, 2023

Tetap Waspadai PMK Gelombang II

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak muncul kembali dalam tiga minggu terakhir. Kemunculan kasus baru ini termasuk gelombang kedua karena dalam dua bulan lebih sempat nihil kasus.

 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Moch Wahyudi, mengatakan, kemunculan kasus baru paling banyak penularan dari luar kota. Beberapa hari setelah membeli ternak, baru terlihat sakit. Ternak seperti itu kemudian diisolasi untuk meminimalisasi penularan.

 

Wahyudi meminta penjual dan pembeli tetap waspada. Ternak yang diperjualbelikan harus melalui skrining petugas. “Kita sudah sampaikan ke penjual agar ternak yang sehat yang diperjualbelikan, tujuannya agar kegiatan perekonomian tetap lancar,” ujarnya.

- Advertisement -

 

Wahyudi menuturkan, jumlah ternak yang sakit dan gejalanya mirip PMK sebanyak 79 ternak. Jumlah ini ada penurunan karena bisa disembuhkan. Tingkat penularan PMK sangat cepat dan resikonya 90 persen tertular. Karena itu, ternak yang mengalami gejala sebaiknya langsung dilakukan isolasi dan pengawasan oleh petugas kesehatan setempat. “Kita sudah ada puskeswan yang bisa dimaksimalkan untuk pemeriksaan ternak di wilayahnya,” tuturnya.

 

Dia menambahkan, pada penularan gelombang kedua, ternak bisa disembuhkan. Apalagi, peternak sudah berpengalaman.

 

Menurut Wahyudi, penularan sementara terjadi pada ternak sapi. Belum ada laporan kasus baru untuk kambing.

 

Sementara itu, vaksinasi terus dilakukan untuk mengurangi resiko penularan. “Kita berusaha meminimalisasi penularan baik untuk sapi lokal maupun yang dibeli dari luar, salah satunya membentuk kekebalan tubuh ternak,” katanya. (rka/yan)

LAMONGAN, Radar Lamongan – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak muncul kembali dalam tiga minggu terakhir. Kemunculan kasus baru ini termasuk gelombang kedua karena dalam dua bulan lebih sempat nihil kasus.

 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Moch Wahyudi, mengatakan, kemunculan kasus baru paling banyak penularan dari luar kota. Beberapa hari setelah membeli ternak, baru terlihat sakit. Ternak seperti itu kemudian diisolasi untuk meminimalisasi penularan.

 

Wahyudi meminta penjual dan pembeli tetap waspada. Ternak yang diperjualbelikan harus melalui skrining petugas. “Kita sudah sampaikan ke penjual agar ternak yang sehat yang diperjualbelikan, tujuannya agar kegiatan perekonomian tetap lancar,” ujarnya.

- Advertisement -

 

Wahyudi menuturkan, jumlah ternak yang sakit dan gejalanya mirip PMK sebanyak 79 ternak. Jumlah ini ada penurunan karena bisa disembuhkan. Tingkat penularan PMK sangat cepat dan resikonya 90 persen tertular. Karena itu, ternak yang mengalami gejala sebaiknya langsung dilakukan isolasi dan pengawasan oleh petugas kesehatan setempat. “Kita sudah ada puskeswan yang bisa dimaksimalkan untuk pemeriksaan ternak di wilayahnya,” tuturnya.

 

Dia menambahkan, pada penularan gelombang kedua, ternak bisa disembuhkan. Apalagi, peternak sudah berpengalaman.

 

Menurut Wahyudi, penularan sementara terjadi pada ternak sapi. Belum ada laporan kasus baru untuk kambing.

 

Sementara itu, vaksinasi terus dilakukan untuk mengurangi resiko penularan. “Kita berusaha meminimalisasi penularan baik untuk sapi lokal maupun yang dibeli dari luar, salah satunya membentuk kekebalan tubuh ternak,” katanya. (rka/yan)

Artikel Terkait

Most Read

Hambat Investasi, Tujuh Perda Dihapus

BERBURU LEGIUN ASING ASIA

Raih Dua Penghargaan SMA Awards 2022

Artikel Terbaru

Ingin Jadi Akuntan

Sudah Terima Nama 623 CJH

Tayub Blora Masih Eksis


/