LAMONGAN, Radar Lamongan – Temuan kasus orang dengan gangguan HIV/Aids di Lamongan masih ada. Berdasarkan data kumulatif Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, sampai tahun ini ada 381 orang dengan HIV (ODH) yang mengikuti pengobatan antiretroviral (arv) dan pernah pengobatan.
Dari jumlah itu, 22 persen di antaranya dites viral loadnya sudah tersupresi. Ketika sudah tersupresi, maka pengobatannya berhasil dan kemungkinan menularkan ke pasangan kecil.
Kepala Dinkes Lamongan, dr Taufik Hidayat, menjelaskan, khusus tahun ini temuannya 156 kasus. Jumlah itu belum final karena rekapan bulan lalu belum masuk. Tahun lalu, ditemukan 94 kasus.
Menurut Taufik, semakin banyak kasus yang ditemukan, maka menguntungkan petugas. Alasannya, pengobatan bisa lebih mudah dan tepat sasaran. Meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan, dengan rutin minum arv, maka virus yang berkembang dalam tubuh bisa mati. Sehingga mereka yang terjangkit bisa sehat dan beraktivitas kembali.
“Intinya kita berikan pencegahan supaya tidak sampai mengarah ke Aids,” jelasnya.
Taufik mengatakan, jika masyarakat sadar dan rutin periksa, maka penularan bisa diminimalisasi. Menurut dia, angka kematian dari ODHA pada 2020 mencapai 143 kasus. Para ODHA itu kekebalannya menurun selama pandemi.
Mulai tahun lalu, angka kematian bisa diturunkan. Bahkan bulan lalu nihil. “Kita berusaha untuk meminimalisasi risiko penularan sehingga harus dilakukan pencegahan dengan pemeriksaan dan pengobatan,” terangnya.
Taufik berharap masyarakat menghindari perilaku seks menyimpang supaya kasus baru bisa ditekan angkanya. Dia juga berharap masyarakat tidak mengucilkan penderita ODHA supaya mereka tidak memiliki rasa takut untuk periksa. “Jangan pernah takut periksa karena data akan dirahasiakan oleh petugas,” tuturnya. (rka/yan)