- Advertisement -
LAMONGAN, Radar Lamongan – Anggaran pembinaan mutu dan hasil perikanan Lamongan tahun depan diperkirakan menurun. Kabid Pengolahan dan Pe masaran Hasil Perikanan Dinas Perikanan Lamongan, Maryatin, menuturkan, tiap tahun sebelumnya, dinasnya mendapat anggaran pembinaan bagi hasil usaha pengolah dan pemasar pemula Rp 50 juta.
‘’Untuk tahun depan Rp 30 juta, ini masih terus ada perubahan,’’ katanya.
Dia menjelaskan, pelatihan pembinaan mutu diperuntutkan pengelola pemula. Tujuannya, pengolah pemula bisa menge tahui lebih detail tentang cara berwirausaha. Termasuk pengurusan PIRT. ‘’Bisa mengurus perizinan lainnya dan belajar cara pengemasan hasil olahan,’’ ujarnya.
Selama ini, peserta pelatihan cenderung paling banyak perempuan. Dari pelatihan, diharapkan bisa memasarkan hasil olahan. ‘’Dengan mutu sesuai standar,’’ imbuhnya.
Maryatin menjelaskan, penerima pelatihan beda dengan penerima bantuan. Pembinaan ini bagi individu yang belum pernah melakukan pelatihan. Sedangkan penerima bantuan peralatan itu harus berbentuk kelompok. ‘’Satu kelompok pengolah dan pemasar (poklasar),’’ tuturnya.
- Advertisement -
Di Lamongan, tercatat ada 139 poklasar. Tahun ini, ada lima kelompok yang mengajukan bantuan peralatan olahan. ‘’Dari provinsi ada empat yang dapat,’’ katanya. (sip/yan)
LAMONGAN, Radar Lamongan – Anggaran pembinaan mutu dan hasil perikanan Lamongan tahun depan diperkirakan menurun. Kabid Pengolahan dan Pe masaran Hasil Perikanan Dinas Perikanan Lamongan, Maryatin, menuturkan, tiap tahun sebelumnya, dinasnya mendapat anggaran pembinaan bagi hasil usaha pengolah dan pemasar pemula Rp 50 juta.
‘’Untuk tahun depan Rp 30 juta, ini masih terus ada perubahan,’’ katanya.
Dia menjelaskan, pelatihan pembinaan mutu diperuntutkan pengelola pemula. Tujuannya, pengolah pemula bisa menge tahui lebih detail tentang cara berwirausaha. Termasuk pengurusan PIRT. ‘’Bisa mengurus perizinan lainnya dan belajar cara pengemasan hasil olahan,’’ ujarnya.
Selama ini, peserta pelatihan cenderung paling banyak perempuan. Dari pelatihan, diharapkan bisa memasarkan hasil olahan. ‘’Dengan mutu sesuai standar,’’ imbuhnya.
Maryatin menjelaskan, penerima pelatihan beda dengan penerima bantuan. Pembinaan ini bagi individu yang belum pernah melakukan pelatihan. Sedangkan penerima bantuan peralatan itu harus berbentuk kelompok. ‘’Satu kelompok pengolah dan pemasar (poklasar),’’ tuturnya.
- Advertisement -
Di Lamongan, tercatat ada 139 poklasar. Tahun ini, ada lima kelompok yang mengajukan bantuan peralatan olahan. ‘’Dari provinsi ada empat yang dapat,’’ katanya. (sip/yan)