LAMONGAN, Radar Lamongan – Kurma menjadi salah satu santapan wajib saat sahur dan berbuka puasa. Sehingga, buah berasa manis tersebut cukup laris di bulan Ramadan ini. Tidak heran kalau penjualan kurma meningkat tajam dibanding hari-hari biasa.
Namun, hujan deras kerap mengguyur mulai awal Ramadan hingga kemarin sore (1/4). Masyarakat malas keluar saat hujan mengguyur, membuat penjualan kurma melandai.
Di sisi lain, kini marak penjual kurma online. Sejumlah pedagang kurma yang membuka lapak di pinggir jalan protokol Lamongan mengeluhkan, penjualan kurma terimbas cuaca dan maraknya pedagang kurma online.
Salah satu pedagang kurma asal Kelurahan Tumenggungan, Rani mengakui maraknya penjualan kurma online memang cukup menganggu pendapatan.
Apalagi, diakuinya, pedagang online menjual dengan harga jauh lebih murah. Selain itu, pedagang online mengantar sampai tempat tujuan pemesan.
Meski begitu, beberapa masyarakat masih suka membeli kurma secara langsung. Sebab, bisa memilih secara langsug. Sehingga, mengetahui kualitasnya secara langsung.
‘’Terdampak online, jadi mayoritas yang beli orang tua,’’ ujar ibu tiga anak ini.
Rani mengatakan, sejak membuka lapak H-1 Ramadan, hujan deras kerap mengguyur. Hal itu diakuinya juga mempengaruhi penjualan kurma.
‘’Selain kalah dengan online, kalau hujan pelanggan juga menurun,’’ imbuhnya.
Rani menjelaskan, kurma yang laris dipasaran yakni jenis palm. Sebab, rasanya lebih enak. Jika tidak sedang hujan, penjualan kurma bisa mencapai 10 kilogram (kg) lebih.
‘’Penjualan tiap hari meningkat dan stabil, harapannya semoga habis semuanya,’’ tutur Rani sambil menunjukkan barang dagangannya.
Pedagang kurma lainnya, Ansori mengaku sudah buka lapak kurma dua hari awal Ramadan. Saat pagi hari, dia membuka dua stan kurma. Sedangkan, saat sore hari hanya satu stan. Senada, Ansori juga mengakui penjualan kurma menurun saat hujan mengguyur.
‘’Seperti menanti harapan kosong, karena tidak ada orang malas keluar rumah,’’ katanya.
Ansori menjual berbagai macam kurma dengan harga yang bervariatif. Di antaranya golden valley seharga Rp 60 per kilogram (kg), khalas seharga Rp 60 per kg, kurma emirates seharga Rp 40 ribu per kg, kurma nabi seharga Rp 200 ribu per kg, najwa tangkai seharga Rp 140 ribu per kg, dan sukari seharga Rp 100 ribu per kg.
‘’Paling banyak yang dibeli golden valley dan palm. Karena harga merakyat dan standar. Kalau kurma nabi dan najwa tangkai, hanya orang tertentu yang beli,’’ ujarnya.
Sekretaris PC NU Lamongan, Imam Ghazali menuturkan, berbuka puasa dengan kurma adalah mengikuti sunah Rasul. Sebab, terang dia, Rasulullah begitu sudah waktu berbuka langsung minum dengan yang manis. Lalu dilanjutkan makan kurma tiga atau tujuh butir sebelum Salat Magrib.
‘’Karena kurma mengandung banyak barokah, dan makan kurma sebaiknya dilakukan dengan jumlah ganjil, karena mengikuti apa yang telah dilakukan Rasulullah,’’ terangnya. (sip/ind)