31 C
Bojonegoro
Monday, March 20, 2023

Keluhkan Penyakit Sundep

- Advertisement -

PUCUK, Radar Lamongan – Sejumlah petani mengeluhkan tanaman padinya terserang sundep. Akibatnya, padi tidak berisi alias gabuk.

 

Nursam, petani asal Desa Warukulon, Kecamatan Pucuk, menuturkan, sebagian padinya terkena sundep. Padahal, sekitar 20 hari lagi sudah memasuki masa panen. ‘’Tidak tahu panen atau tidak, banyak yang putih,’’ ujarnya.

 

Menurut dia, hama wereng lebih bisa dikendalikan. Dengan penyemprotan serentak, hama itu bisa dibasmi. Sedangkan sundep cukup susah. ‘’Harapan kami ada obat ulat dan penanggulangannya,’’ harapnya.

- Advertisement -

 

Sariroso, petani lainnya asal desa setempat, mengatakan, penyakit sundep sangat susah penanganannya karena tiba – tiba keluar putih. ‘’Susah untuk pengobatannya, padahal 20 hari lagi panen,’’ jelasnya sambil menunjukkan padi yang terkena sundep.

 

Mastur, petugas pengendali organisme penganggu tumbuhan (POPT) koordinator tingkat Lamongan  dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Lamongan, menuturkan, petani perlu melakukan pengamatan dari awal. Sebab, sundep itu ada prosesnya. Bermula dari keper beterbangan. ‘’Jadi petani bisa waspada,’’ ucapnya.

 

Dia menjelaskan, pengendalian sundep bisa secara agen hayati. Petani yang menggunakan peptisida, tidak disarankan memakai dosis tinggi. Alasannya, akan terjadi tingkat kekebalan bagi kepernya saat datang.

 

‘’Akan lebih baik melakukan pengamatan rutin, mulai dari persemaian,’’ katanya. (sip/yan)

PUCUK, Radar Lamongan – Sejumlah petani mengeluhkan tanaman padinya terserang sundep. Akibatnya, padi tidak berisi alias gabuk.

 

Nursam, petani asal Desa Warukulon, Kecamatan Pucuk, menuturkan, sebagian padinya terkena sundep. Padahal, sekitar 20 hari lagi sudah memasuki masa panen. ‘’Tidak tahu panen atau tidak, banyak yang putih,’’ ujarnya.

 

Menurut dia, hama wereng lebih bisa dikendalikan. Dengan penyemprotan serentak, hama itu bisa dibasmi. Sedangkan sundep cukup susah. ‘’Harapan kami ada obat ulat dan penanggulangannya,’’ harapnya.

- Advertisement -

 

Sariroso, petani lainnya asal desa setempat, mengatakan, penyakit sundep sangat susah penanganannya karena tiba – tiba keluar putih. ‘’Susah untuk pengobatannya, padahal 20 hari lagi panen,’’ jelasnya sambil menunjukkan padi yang terkena sundep.

 

Mastur, petugas pengendali organisme penganggu tumbuhan (POPT) koordinator tingkat Lamongan  dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP) Lamongan, menuturkan, petani perlu melakukan pengamatan dari awal. Sebab, sundep itu ada prosesnya. Bermula dari keper beterbangan. ‘’Jadi petani bisa waspada,’’ ucapnya.

 

Dia menjelaskan, pengendalian sundep bisa secara agen hayati. Petani yang menggunakan peptisida, tidak disarankan memakai dosis tinggi. Alasannya, akan terjadi tingkat kekebalan bagi kepernya saat datang.

 

‘’Akan lebih baik melakukan pengamatan rutin, mulai dari persemaian,’’ katanya. (sip/yan)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Suka Dengerin Musik Rock

Harga Kebutuhan Pokok Masih Stabil


/