LAMONGAN, Radar Lamongan – Puncak panen raya di Lamongan sedang berlangsung, yang diprediksi berakhir pertengahan bulan ini. Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan, untuk harga gabah kering panen (GKP) sekitar Rp 4.500 per kilogram (kg). Harga ini lebih rendah dari sebelumnya yakni Rp 5.900 per kg.
Sedangkan, harga gabah kering giling Rp 5.500 per kg. Turun Rp 100 per kg dari harga sebelumnya yang mencapai 5.600 per kg. Harga turun secara bertahap, karena panen raya terjadi di mayoritas wilayah secara bersamaan. Meski begitu, Bulog hanya menyerap 30 ribu ton gabah kering dari petani.
Kepala Bulog Subdivre III, Sugeng Hardjono mengatakan, untuk HPP sudah ditetapkan dari pusat. Saat ini, pembelian yang dilakukan Bulog mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional nomor 46 Tahun 2023.
Harga beli GKP di tingkat petani Rp 4.200 per kg hingga 4.450 per kg, yang disesuaikan kadar airnya. Kemudian untuk gabah kering giling (GKG) di gudang bulog Rp 5.750 per kg, serta harga beras Rp 8.300 per kg hingga 9 ribu per kg.
Menurut dia, pembelian mengacu pada ketetapan harga tersebut. Sehingga, untuk pembelian di lapangan disesuaikan. Jika harga masih tinggi, maka Bulog belum melakukan pembelian.
‘’Kita ada batasan harga yang harus diikuti. Kalau di lapangan masih tinggi, belum dibeli. Sebab Bulog memiliki kewajiban stabilisasi harga,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (1/3).
Terkait harga, Sugeng mengakui jika menjadi kebijakan pusat. Sehingga, wilayah hanya menyesuaikan. Sebab, penyerapan gabah atau beras ini, hanya untuk pemenuhan cadangan beras pemerintah. Sehingga untuk kualitas menjadi hal utama, yang tidak langsung didistribusikan.
‘’Kalau kita untuk disimpan dan akan dikeluarkan ketika pemerintah butuh untuk stabilisasi pasar,” ucapnya.
Sugeng mengatakan, target yang ditetapkan untuk pembelian gabah dan setara beras 30 ribu ton untuk tahun ini. Namun jumlah ini bisa bertambah jika panen masyarakat masih tinggi. Sehingga, pihaknya akan melakukan pembelian, tentunya dengan kadar yang telah ditetapkan.
‘’Kita akan tetap membeli, meski target sudah terpenuhi. Tapi patokannya tetap target 30 ribu ton,” terangnya. (rka/ind)