LAMONGAN, Radar Lamongan – Fasilitas wall climbing (dinding panjat tebing) yang dimiliki Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Lamongan tidak seluruhnya berfungsi maksimal. Dari dua fasilitas di Sport Center Lamongan (SCL), hanya satu wall climbing yang bisa digunakan latihan atlet. Sedangkan, satu wall climbing mengalami kerusakan.
Kepala Dispora Lamongan Kandam menjelaskan, kondisi bangunan panjat tebing memang satu kurang bagus. Sebab, diakuinya, sudah tua dan pemeliharaannya minim. Namun, masih ada satu lintasan panjat tebing yang bisa dimanfaatkan atlet untuk latihan.
‘’Sekarang masih digunakan latihan setiap sore, kita lakukan perawatan tapi menyesuaikan kebutuhan,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Lamongan, kemarin (30/11).
Menurut Kandam, satu fasilitas panjat tebing yang masih digunakan kondisinya cukup bagus, yang dibangun sekitar lima tahun lalu. Namun, selama pandemi semua aktivitas latihan sempat terhenti, sehingga perawatannya harus ekstra.
Dia menilai, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pengkab Lamongan cukup kooperatif. Apabila ada kekurangan di lapangan segera dilaporkan untuk dilakukan perbaikan.
Jelang Porprov 2023, diakui Kandam, seluruh cabang olahraga diminta melakukan persiapan dengan maksimal. Karena itu, seluruh fasilitas olahraga akan disiapkan guna menunjang latihan para atlet.
‘’Kita sudah siapkan semaksimal mungkin, meski tidak diperbaru, tapi minimal dilakukan perawatan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, prestasi panjat tebing pada Porprov 2022 kurang memuaskan. Padahal, cabor ini selalu menyumbang banyak medali untuk Lamongan. Namun, karena fasilitas olahraganya kurang memadai ketika digunakan latihan, sehingga atlet tidak bisa melakukan persiapan dengan maksimal. Sementara untuk fasilitas latihan panjat tebing jumlahnya sangat terbatas.
‘’Kita berharap dunia olahraga Lamongan kembali bergairah, serta terkait fasilitas latihan akan diupayakan pemeliharaannya,” ucap Kandam. (rka/ind)