LAMONGAN, Radar Lamongan – Pengimbasan Program Guru Penggerak (PGP) merupakan terobosan dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik dengan mengajak pendidik lain.
Memasifkan program guru penggerak merupakan upaya kegiatan memaksimalkan program Merdeka Belajar. Kegiatannya berupa pelatihan dan pendampingan agar kompetensi guru dan kepala sekolah semakin meningkat serta mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang berdaya saing dan berkomitmen dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
Wakil Bupati Lamongan, Drs KH Abdul Rouf, M.Ag, mengatakan, guru penggerak Lamongan diharuskan menjadi pelopor inovasi pembelajaran yang berorientasi pada murid serta menjadi role model bagi tenaga pendidik lain. Karena guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mampu menerapkan Merdeka Belajar dan ikut serta menggerakan ekosistem dunia pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.
‘’Guru penggerak harus bisa menjalankan filosofi Ki Hajar Dewantara, pembelajaran berpusat pada murid, sesuai dengan kodrat alam dan zamannya,” ujar wabup Lamongan.
Wabup berharap pengimbasan guru penggerak angkatan 5 ini bisa memberikan kontribusi positif untuk kemajuan pendidikan di Lamongan. Wabup juga mengapresiasi terobosan demi kemajuan pendidikan di Kabupaten Lamongan. “Saya bersama Pak Bupati menyampaikan terima kasih atas peran aktif Dinas Pendidikan Lamongan dan semua elemen dalam memajukan pendidikan di Lamongan. Selaras dengan tujuan kami yakni meningkatkan kualitas SDM Lamongan,” terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Ir Munif Syarif, menuturkan, terdapat 1.000 peserta pengimbasan PGP oleh guru penggerak angkatan 5 di Kabupaten Lamongan ini. Terdiri atas 10 guru KB, 160 guru jenjang TK, 635 guru jenjang SD, dan 195 guru jenjang SMP. “Semoga kegiatan ini bermanfaat dan bisa memajukan kualitas pendidikan di Lamongan,” harapnya.
Kepala Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Timur, Abu Khaer, secara langsung mengukuhkan 126 guru penggerak angkatan 5 yang sudah menjalankan 6 bulan bimbingan.
Kepala BBGP Jatim Abu Khaer berpesan kepada para guru agar difokuskan untuk mendidik yang berorientasi pada potensi siswa. “Karakteristik anak tidak sama, gaya belajarnya juga berbeda karena mereka lahir dalam fitrah yang tidak sama. Karena itu, kurikulum merdeka ada untuk menyerap sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak dan agar tidak disbanding – bandingkan,” tuturnya. (rka/yan)