25.2 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Menikmati Durian Legendaris Desa Klino, Sekar-Bojonegoro

- Advertisement -

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Tidak hanya berhawa sejuk. Desa Klino, Kecamatan Sekar, memiliki potensi durian lokal. Bukan durian biasa. Pohon duriannya sudah berusia sekitar 150 tahun. Pohon-pohon itu menjulang tinggi. Berlokasi di lahan hutan dan dekat dengan sumber air desa setempat. Satu pohon bisa menghasilkan ratusan buah sekali musim. 

‘’Saking tingginya tidak ada yang berani memanjat. Kalau mau buahnya ya menunggu jatuh,’’ ujar Kepala Desa Klino Dwi Nurjayanti.

Ada enam pohon durian diperkirakan berusia 150 tahun. Enam pohon itu masih kokoh dan berbuah lebat. Desa Klino berada di kawasan hutan. Itu membuat Desa Klino berhawa sejuk. Tak heran beragam tanaman buah berhawa sejuk tumbuh subur di desa ini.

‘’Saat ini memang ada banyak pohon durian. Warga sudah banyak menanamnya di pekarangan rumah maupun di lahan,’’ ujar wanita kelahiran 1987 itu.

Dwi menjelaskan, usia enam pohon durian itu tidak ada yang tahu persis. Pohon durian itu sejak lama. Awalnya, warga setempat memperkirakan usia enam pohon itu sekitar 80 tahun. Namun, sejak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berkunjung dan melakukan kajian, usia enam pohon durian itu diperkirakan berusia 150 tahun. ‘’Itu diketahui dari ukuran pohonnya,’’ jelasnya kemarin (29/1).

- Advertisement -

Awalnya ada belasan pohon durian legendaris. Namun, beberapa di antaranya sudah mati. Usia sudah terlalu tua. Saat ini hanya tersisa enam pohon. ‘’Semoga enam ini bisa tahan,’’ jelasnya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro.

Pohon durian sudah menjulang tinggi itu, lanjut dia, tidak bisa dipetik. Itu karena saking tingginya. Jika ingin menikmati durian legandaris itu, harus menunggu duriannya jatuh dari pohon. Tidak ada yang berani memanjat.

Enam pohon durian legendaris itu tidak dimiliki oleh siapapun. Durian itu ada di lahan hutan. Dekat dengan sumber air desa setempat. Pohon durian itu dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) setempat. Saat berbuah hasil penjualan buahnya digunakan membangun fasilitas umum warga. 

Hingga kini enam pohon durian masih belum diketahui jenis atau variestasnya. BPPT tidak mengetahui jenisnya. Pemdes Klino saat ini mendaftarnya dengan nama durian klino melalui BPPT.

Sejumlah varietas lain sudah banyak ditanam di Klino. Mulai musang king hingga bawor. Varietas baru ditanam itu belum bisa dipanen. Durian membutuhkan waktu lama. ‘’Yang baru kami panen ini ditanam sejak 1987 silam,’’ jelasnya.

Pembeli durian Klino cukup banyak, dari berbagai daerah. Mereka tidak bisa membeli di lokasi langsung. Untuk bisa menikmati durian harus inden lebih dulu melalui BUMDes. Jika durian sudah siap, pemesan akan dikabari. ‘’Kalau langsung ke lokasi ya ada yang belum matang buahnya,’’ tuturnya.

Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro Imam Nur Hamid Arifin mengatakan, Bojonegoro memiliki banyak potensi buah-buahan. Misalnya Kecamatan Kedewan dengan alpukat dan rambutan. Juga Desa Klino dengan beragam buah dataran tingginya. ‘’Potensi buah-buahan ini bisa menjadi pengungkit ekonomi warga,’’ tuturnya.

Imam melanjutkan, dia yakin durian asal Klino ini bisa menjadi tempat wisata agro. Sama seperti salak di Desa Wedi, Kapas dan belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu.

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Tidak hanya berhawa sejuk. Desa Klino, Kecamatan Sekar, memiliki potensi durian lokal. Bukan durian biasa. Pohon duriannya sudah berusia sekitar 150 tahun. Pohon-pohon itu menjulang tinggi. Berlokasi di lahan hutan dan dekat dengan sumber air desa setempat. Satu pohon bisa menghasilkan ratusan buah sekali musim. 

‘’Saking tingginya tidak ada yang berani memanjat. Kalau mau buahnya ya menunggu jatuh,’’ ujar Kepala Desa Klino Dwi Nurjayanti.

Ada enam pohon durian diperkirakan berusia 150 tahun. Enam pohon itu masih kokoh dan berbuah lebat. Desa Klino berada di kawasan hutan. Itu membuat Desa Klino berhawa sejuk. Tak heran beragam tanaman buah berhawa sejuk tumbuh subur di desa ini.

‘’Saat ini memang ada banyak pohon durian. Warga sudah banyak menanamnya di pekarangan rumah maupun di lahan,’’ ujar wanita kelahiran 1987 itu.

Dwi menjelaskan, usia enam pohon durian itu tidak ada yang tahu persis. Pohon durian itu sejak lama. Awalnya, warga setempat memperkirakan usia enam pohon itu sekitar 80 tahun. Namun, sejak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berkunjung dan melakukan kajian, usia enam pohon durian itu diperkirakan berusia 150 tahun. ‘’Itu diketahui dari ukuran pohonnya,’’ jelasnya kemarin (29/1).

- Advertisement -

Awalnya ada belasan pohon durian legendaris. Namun, beberapa di antaranya sudah mati. Usia sudah terlalu tua. Saat ini hanya tersisa enam pohon. ‘’Semoga enam ini bisa tahan,’’ jelasnya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro.

Pohon durian sudah menjulang tinggi itu, lanjut dia, tidak bisa dipetik. Itu karena saking tingginya. Jika ingin menikmati durian legandaris itu, harus menunggu duriannya jatuh dari pohon. Tidak ada yang berani memanjat.

Enam pohon durian legendaris itu tidak dimiliki oleh siapapun. Durian itu ada di lahan hutan. Dekat dengan sumber air desa setempat. Pohon durian itu dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) setempat. Saat berbuah hasil penjualan buahnya digunakan membangun fasilitas umum warga. 

Hingga kini enam pohon durian masih belum diketahui jenis atau variestasnya. BPPT tidak mengetahui jenisnya. Pemdes Klino saat ini mendaftarnya dengan nama durian klino melalui BPPT.

Sejumlah varietas lain sudah banyak ditanam di Klino. Mulai musang king hingga bawor. Varietas baru ditanam itu belum bisa dipanen. Durian membutuhkan waktu lama. ‘’Yang baru kami panen ini ditanam sejak 1987 silam,’’ jelasnya.

Pembeli durian Klino cukup banyak, dari berbagai daerah. Mereka tidak bisa membeli di lokasi langsung. Untuk bisa menikmati durian harus inden lebih dulu melalui BUMDes. Jika durian sudah siap, pemesan akan dikabari. ‘’Kalau langsung ke lokasi ya ada yang belum matang buahnya,’’ tuturnya.

Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro Imam Nur Hamid Arifin mengatakan, Bojonegoro memiliki banyak potensi buah-buahan. Misalnya Kecamatan Kedewan dengan alpukat dan rambutan. Juga Desa Klino dengan beragam buah dataran tingginya. ‘’Potensi buah-buahan ini bisa menjadi pengungkit ekonomi warga,’’ tuturnya.

Imam melanjutkan, dia yakin durian asal Klino ini bisa menjadi tempat wisata agro. Sama seperti salak di Desa Wedi, Kapas dan belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/