Radar Tuban – Kebutuhan plasma untuk pasien covid yang sedang dirawat sangat tinggi. Sementara untuk mendapatkan pendonor plasma yang lolos skrining cukup sulit. Setelah melalui berbagai tahap skrining, dari 18 pendaftar hanya satu yang lolos sebagai pendonor plasma.
Begitu didonorkan Senin (28/12) malam, plasma konvalesen langsung terpakai kemarin (29/12) pagi. Kepala Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Tuban Didik Suharsoyo mengatakan kebutuhan terhadap plasma sangat tinggi.
Sebab, saat ini pasien covid yang bergejala dan dirawat di rumah sakit rujukan cukup banyak. Sehingga begitu proses donor plasma selesai, yang mengantre sudah banyak. ‘’Begitu proses donor selesai, plasma langsung digunakan di RSUD dr. R. Koesma,’’ jelasnya.
Dokter yang juga direktur RSNU Tuban ini menjelaskan, dari satu pendonor tersebut mendapatkan 650 cc plasma yang kemudian diolah dan dijadikan 3 kantong. Selanjutnya plasma dibekukan di suhu -30 derajat celcius.
Fresh frozen plasma atau plasma konvalesen beku ini lalu dikirim ke rumah sakit yang membutuhkan untuk dicairkan dan ditransfusi ke pasien. ‘’Yang membutuhkan plasma ini masih banyak,’’ terang dia.
Didik mengatakan sejak dibuka sepekan terakhir, ada 18 pendaftar donor. Dari belasan tersebut lantas dilakukan skrining tahap awal dan meloloskan empat pendonor. Selanjutnya dilakukan pengecekan antibodi pada empat pendonor tersebut. Hasilnya hanya satu orang yang dinyatakan lolos karena memiliki antibodi aktif yang kuat.
‘’Tiga orang lain antibodinya tidak cukup kuat untuk membantu pasien covid yang sedang dirawat,’’ lanjutnya. Satu pendonor yang lolos skrining tersebut adalah Khoirul Afandi, 31, warga Desa Brengkok, Kecamatan Lamongan.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, Khoirul berharap plasma yang dia donorkan dapat menolong untuk menyembuhkan pasien covid. Setelah donor, pekerja perusahaan swasta ini mengaku tak memiliki gejala atau efek samping apa pun.
‘’Alhamdulillah semalam donor dan hari ini (kemarin, Red) bisa langsung kerja seperti biasa,’’ ujarnya. Khoirul merupakan eks penyintas covid dan dirawat di RSU Suyudi Lamongan sejak 6 November.
Setelah mendapatkan berbagai perawatan medis, dia dinyatakan sembuh 2 Desember lalu. Selama dirawat, bapak satu anak ini mengalami berbagai gejala mulai batuk ringan, demam, meriang, badan pegal-pegal, kehilangan indra penciuman dan rasa. ‘’Semoga yang saya donorkan ini dapat bermanfaat dan menolong orang lain,’’ harap dia.