30.7 C
Bojonegoro
Tuesday, June 6, 2023

Penyesuaian JLS Tahap II Menunggu Layout BPN

- Advertisement -

Radar Tuban – Penyesuaian pembangunan jalan lingkar selatan (JLS) II yang membelah bukit kecil di Dusun Banaran, Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding masih menunggu layout atau susunan tata letak dan rancangan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tuban.

Meski demikian, pembangunan ring road di titik ini tidak terhenti. Kepastian tersebut tadi malam disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen 4.4 Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jatim Yudi Dwi Prasetyo. ‘’Sekarang mulai pengerasan jalan,’’ ujar dia dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban.

Dia mengatakan, sekitar Kamis (24/6), dirinya turun ke lapangan bersama BPN untuk melihat batasbatas patok. ‘’Itu yang jadi pegangan kita,’’ tegas dia yang mengakui sedikit bergesernya fisik pembangu nan JLS tahap II.

Namun, pejabat lulusan Institut Adhi Tama (ITATS) Surabaya ini memastikan tidak keluar dari batas utara lahan yang dibebaskan. Dari peninjauan di lapangan tersebut, Yudi belum bisa memastikan right of way (ROW) atau batas milik jalan yang tersedia.

Begitu juga titik yang dikurangi untuk menyesuaikan ketersediaan lahan. Pejabat asal Lamongan ini hanya menyampaikan, sesuai desain awal, median jalan atau jalur pemisah di tengah lebarnya 5 meter. Sedangkan bahu jalan 1,5 meter plus varian 0,5 hingga 1 meter.

- Advertisement -

Diberitakan sebelumnya, pembangunan JLS tahap I yang membelah bukit kecil di Dusun Banaran, Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding di duga melenceng atau bergeser ke utara sekitar tiga meter. Akibatnya, pembangunan JLS tahap II yang sekarang dikerjakan mengalami penyempitan lahan yang tersedia.

Fakta tersebut salah satunya terlihat jelas di jalan dusun setempat. Persis di barat mulut jalan tersebut terdapat sebuah patok pembatas berbahan beton bertuliskan PUPR BM. Patok tersebut merupakan pembatas lahan yang dibebaskan untuk jalan di utaranya dan lahan milik perorangan/tanah negara di selatannya.

Seharusnya, patok tersebut berimpitan dengan u-ditch atau drainase dari beton yang lebar nya satu meter. Kenyataannya, patok tersebut justru berjarak sekitar dua meter dari drainase tersebut. Setelah drainase tersebut, di utaranya merupakan bahu jalan.

Sesuai gambar yang pernah dilihat sumber terpercaya wartawan koran ini, seharusnya bahu jalan tersebut lebarnya dua meter. Kenyataannya, bahu jalan di titik yang sama lebarnya sekitar tiga meter atau lebih satu meter.

Kondisi yang sama juga terlihat di atas bukit. Posisinya di selatan jalan. Tebing yang dikepras masih menyisakan lahan sekitar 3,5 meter di selatan jalan. Selain melencengnya pengeprasan tebing bukit di sisi selatan, rekanan yang mengerjakan JLS tahap I diduga masih kurang da lam mengeruk dasar tebing. Kekurangannya sekitar satu meter. Akibatnya permukaan jalan di titik ini terlalu menanjak. Begitu juga jembatan di barat bukit ini diduga kurang naik sekitar dua meter. 

Radar Tuban – Penyesuaian pembangunan jalan lingkar selatan (JLS) II yang membelah bukit kecil di Dusun Banaran, Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding masih menunggu layout atau susunan tata letak dan rancangan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tuban.

Meski demikian, pembangunan ring road di titik ini tidak terhenti. Kepastian tersebut tadi malam disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen 4.4 Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jatim Yudi Dwi Prasetyo. ‘’Sekarang mulai pengerasan jalan,’’ ujar dia dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban.

Dia mengatakan, sekitar Kamis (24/6), dirinya turun ke lapangan bersama BPN untuk melihat batasbatas patok. ‘’Itu yang jadi pegangan kita,’’ tegas dia yang mengakui sedikit bergesernya fisik pembangu nan JLS tahap II.

Namun, pejabat lulusan Institut Adhi Tama (ITATS) Surabaya ini memastikan tidak keluar dari batas utara lahan yang dibebaskan. Dari peninjauan di lapangan tersebut, Yudi belum bisa memastikan right of way (ROW) atau batas milik jalan yang tersedia.

Begitu juga titik yang dikurangi untuk menyesuaikan ketersediaan lahan. Pejabat asal Lamongan ini hanya menyampaikan, sesuai desain awal, median jalan atau jalur pemisah di tengah lebarnya 5 meter. Sedangkan bahu jalan 1,5 meter plus varian 0,5 hingga 1 meter.

- Advertisement -

Diberitakan sebelumnya, pembangunan JLS tahap I yang membelah bukit kecil di Dusun Banaran, Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding di duga melenceng atau bergeser ke utara sekitar tiga meter. Akibatnya, pembangunan JLS tahap II yang sekarang dikerjakan mengalami penyempitan lahan yang tersedia.

Fakta tersebut salah satunya terlihat jelas di jalan dusun setempat. Persis di barat mulut jalan tersebut terdapat sebuah patok pembatas berbahan beton bertuliskan PUPR BM. Patok tersebut merupakan pembatas lahan yang dibebaskan untuk jalan di utaranya dan lahan milik perorangan/tanah negara di selatannya.

Seharusnya, patok tersebut berimpitan dengan u-ditch atau drainase dari beton yang lebar nya satu meter. Kenyataannya, patok tersebut justru berjarak sekitar dua meter dari drainase tersebut. Setelah drainase tersebut, di utaranya merupakan bahu jalan.

Sesuai gambar yang pernah dilihat sumber terpercaya wartawan koran ini, seharusnya bahu jalan tersebut lebarnya dua meter. Kenyataannya, bahu jalan di titik yang sama lebarnya sekitar tiga meter atau lebih satu meter.

Kondisi yang sama juga terlihat di atas bukit. Posisinya di selatan jalan. Tebing yang dikepras masih menyisakan lahan sekitar 3,5 meter di selatan jalan. Selain melencengnya pengeprasan tebing bukit di sisi selatan, rekanan yang mengerjakan JLS tahap I diduga masih kurang da lam mengeruk dasar tebing. Kekurangannya sekitar satu meter. Akibatnya permukaan jalan di titik ini terlalu menanjak. Begitu juga jembatan di barat bukit ini diduga kurang naik sekitar dua meter. 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/