- Advertisement -
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Mantri atau petugas dinas peternakan diterjunkan ke setiap kecamatan seiring merebaknya virus lumpy skin disease (LSD) menyerang sapi dan kerbau. Namun hingga kemarin (28/3), belum ada data resmi jumlah sapi terjangkit dan mati.
Cepatnya sebaran virus membuat peternak dan dinas peternakan dan perikanan (disnakkan) fokus upaya pencegahan dan pengobatan. ‘’Data belum dihimpun, masih proses pendataan di lapangan,” kata Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Lutfi Nurrahman kemarin (28/3).
Dia mengatakan, saat ini dilakukan pengobatan oleh mantri hewan di setiap kecamatan. Penyebaran virus LSD selain melalui lalat dan nyamuk, juga dipengaruhi perubahan musim ke arah kemarau. Kondisi cuaca bersamaan menetasnya telur lalat dan nyamuk, sehingga membuat sebaran LSD semakin cepat.
- Advertisement -
‘’Saat ini belum ada vaksisnasi virus LSD, menunggu instruksi dari pemerintah pusat,” bebernya.
Usman salah satu peternak asal Desa Klino Kecamatan Sekar mengatakan, saat ini sapi terjangkit hampir merata setiap dusun. Namun, jumlahnya sudah berkurang meski rerata menyisakan luka di bagian kaki.
Saat ini, peternak masih menantikan vaksinasi, karena dikhawatirkan virus tersebut masih menjangkit kembali. ‘’Kalau sudah terjangkit dan ambruk, harganya hanya kisaran Rp 1,4 juta saja,” bebernya. (dan/rij)
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Mantri atau petugas dinas peternakan diterjunkan ke setiap kecamatan seiring merebaknya virus lumpy skin disease (LSD) menyerang sapi dan kerbau. Namun hingga kemarin (28/3), belum ada data resmi jumlah sapi terjangkit dan mati.
Cepatnya sebaran virus membuat peternak dan dinas peternakan dan perikanan (disnakkan) fokus upaya pencegahan dan pengobatan. ‘’Data belum dihimpun, masih proses pendataan di lapangan,” kata Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Lutfi Nurrahman kemarin (28/3).
Dia mengatakan, saat ini dilakukan pengobatan oleh mantri hewan di setiap kecamatan. Penyebaran virus LSD selain melalui lalat dan nyamuk, juga dipengaruhi perubahan musim ke arah kemarau. Kondisi cuaca bersamaan menetasnya telur lalat dan nyamuk, sehingga membuat sebaran LSD semakin cepat.
- Advertisement -
‘’Saat ini belum ada vaksisnasi virus LSD, menunggu instruksi dari pemerintah pusat,” bebernya.
Usman salah satu peternak asal Desa Klino Kecamatan Sekar mengatakan, saat ini sapi terjangkit hampir merata setiap dusun. Namun, jumlahnya sudah berkurang meski rerata menyisakan luka di bagian kaki.
Saat ini, peternak masih menantikan vaksinasi, karena dikhawatirkan virus tersebut masih menjangkit kembali. ‘’Kalau sudah terjangkit dan ambruk, harganya hanya kisaran Rp 1,4 juta saja,” bebernya. (dan/rij)