- Advertisement -
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro terus menambah jumlah bank sampah. Saat ini DLH sudah memiliki 168 bank sampah tersebar di desa-desa. Lima tahun ke depan DLH menargetkan ada 430 bank sampah di semua desa dan kelurahan di Bojonegoro.
‘’Itu dimaksudkan untuk menekan volume sampah di Bojonegoro,’’ kata Kepala DLH Bojonegoro Hanafi.
Adanya bank sampai di desa itu membuat masyarakat semakin aktif terlibat penanganan sampah. Mulai keluarga, RT, RW, lingkungan pedukuhan, hingga kelurahan/desa dan yang lebih luas lagi. Sehingga, konsolidasi penanganan sampah akan sangat baik.
- Advertisement -
Sejak 2019 lalu, Pemkab Bojonegoro memiliki program pembentukan Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB). Bank-bank sampah itu diharapkan memberikan manfaat di sisi ekonomi masyarakat. Setiap sampah dikumpulkan masyarakat akan dibeli oleh bank sampah di setiap desa.
Kegiatan bank sampah terdiri dari membeli sampah diterima dari anggotanya. Kemudian, penimbangan sampah, pencatatan, pemilahan, dan penjualan sampah. Sampah yang dikelola oleh bank sampah dapat berupa sampah organik dan sampah non-organik.
Sampah organik dapat diolah kembali menjadi pupuk kompos. Sedangkan, sampah non-organik setelah dilakukan penimbangan dan pencatatan akan dilakukan pemilahan sampah. Hasil dari pemilahan sampah ini dimanfaatkan kembali untuk karya daur ulang. Bisa juga langsung dijual ke pengepul bekerja sama dengan bank sampah.
Hanafi menjelaskan, melalui program ini diharapkan pengurangan sampah di Bojonegoro akan masif. Terutama sampah plastik. Dari sisi ekonomi, masyarakat dapat terbantu dari bisnis bank sampah dijalankan. Dengan perkembangan teknologi manajemen pengelolaan sampah melalui digitalisasi bank sampah semakin mudah. (zim)
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro terus menambah jumlah bank sampah. Saat ini DLH sudah memiliki 168 bank sampah tersebar di desa-desa. Lima tahun ke depan DLH menargetkan ada 430 bank sampah di semua desa dan kelurahan di Bojonegoro.
‘’Itu dimaksudkan untuk menekan volume sampah di Bojonegoro,’’ kata Kepala DLH Bojonegoro Hanafi.
Adanya bank sampai di desa itu membuat masyarakat semakin aktif terlibat penanganan sampah. Mulai keluarga, RT, RW, lingkungan pedukuhan, hingga kelurahan/desa dan yang lebih luas lagi. Sehingga, konsolidasi penanganan sampah akan sangat baik.
- Advertisement -
Sejak 2019 lalu, Pemkab Bojonegoro memiliki program pembentukan Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB). Bank-bank sampah itu diharapkan memberikan manfaat di sisi ekonomi masyarakat. Setiap sampah dikumpulkan masyarakat akan dibeli oleh bank sampah di setiap desa.
Kegiatan bank sampah terdiri dari membeli sampah diterima dari anggotanya. Kemudian, penimbangan sampah, pencatatan, pemilahan, dan penjualan sampah. Sampah yang dikelola oleh bank sampah dapat berupa sampah organik dan sampah non-organik.
Sampah organik dapat diolah kembali menjadi pupuk kompos. Sedangkan, sampah non-organik setelah dilakukan penimbangan dan pencatatan akan dilakukan pemilahan sampah. Hasil dari pemilahan sampah ini dimanfaatkan kembali untuk karya daur ulang. Bisa juga langsung dijual ke pengepul bekerja sama dengan bank sampah.
Hanafi menjelaskan, melalui program ini diharapkan pengurangan sampah di Bojonegoro akan masif. Terutama sampah plastik. Dari sisi ekonomi, masyarakat dapat terbantu dari bisnis bank sampah dijalankan. Dengan perkembangan teknologi manajemen pengelolaan sampah melalui digitalisasi bank sampah semakin mudah. (zim)