’’Hingga kini belum ada progres apapun terkait pendirian BUMD baru itu. Seharusnya sudah mulai beroperasi.’’
LASURI, Anggota Komisi B DPRD
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Alokasi penyertaan modal untuk badan usaha milik daerah (BUMD) tahun ini cukup besar. Tahun ini pemkab mengalokasikan Rp 22 miliar untuk dua BUMD, yakni Perumda Pangan Mandiri dan PDAM.
Hingga kini anggaran penyertaan modal itu belum digunakan. DPRD mendesak pemkab segera menggunakan anggaran itu terutama untuk BUMD baru. ‘’Tahun lalu untuk BUMD Pangan Mandiri sudah dipasang, karena tidak terpakai tahun ini dipasang lagi,’’ kata Anggota Komisi B DPRD Bojonegoro Lasuri.
Menurut Lasuri, alokasi anggaran penyertaan modal BUMD bisa tidak terserap maksimal. Sebab, hingga kini pemkab belum melakukan progres apapun terkait dengan BUMD Pangan Mandiri. Padahal, targetnya tahun ini BUMD itu bisa beroperasi.
Regulasi atau peraturan daerah (Perda) BUMD Pangan Mandiri sudah didok sejak tahun lalu. Tahun ini dijadwalkan pembentukan badan usaha dan menejemen. Sehingga, bisa segera beroperasi. ‘’Hingga kini belum ada progres apapun terkait pendirian BUMD baru itu. Seharusnya sudah mulai beroperasi,’’ tutur pria asli Baureno itu.
Tahun ini, BUMD Pangan Mandiri dialokasikan anggaran Rp 12 miliar. Anggaran untuk rekrutmen manajemen dan operasional. PDAM tahun ini bakal disuntik dana Rp 10 miliar. Itu karena sejak tahun lalu PDAM mulai ditarget setor dividen.
Tahun lalu PDAM menyetorkan pendapatan asli daerah (PAD) cukup besar, yakni Rp 2,6 miliar. Tahun ini target PAD yang bakal disetorkan tidak berbeda jauh dari tahun lalu.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Bojonegoro Anwar Muktadho menjelaskan, tahun ini penyertaan modal memang sebesar Rp 22 miliar. Anggaran itu akan dibagi antara PDAM dan BUMD Pangan Mandiri. Namun, terkait realiasi pihaknya belum bisa memberikan keterangan.
‘’Itu langsung saja ke BPKAD (badan pengelolaan keuangan dan aset daerah0,’’ jelasnya. (zim/rij)