23.1 C
Bojonegoro
Wednesday, May 31, 2023

Peternak Khawatir Merugi

Gegara Virus LSD, Sapi Dijual Murah 

- Advertisement -

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Virus lumpy skin disease (LSD) menyerang sapi semakin meresahkan. Peternak mulai khawatir serangan penyakit ditandai adanya benjolan-benjolan pada kulit sapi. Bahkan, terdapat peternak merugi karena menjual sapi dengan murah.

 

Nilasari salah satu pemilik sapi asal Kecamatan Dander menemui sapinya memiliki benjolan diduga virus LSD. Namun, belum adanya vaksin LSD membuatnya harus mencari alternatif untuk mengobati. ‘’Sudah konsultasi dokter katanya belum ada vaksin. Lalu diberi empon-empon seperti jahe, kunir, dan temulawak,” bebernya kemarin.

 

Sigit salah satu pemilik sapi asal Desa Katur, Kecamatan Gayam mengaku hampir merata pemilik sapi di desanya resah dengan penyakit pada sapi tersebut. ‘’Sudah ada yang mati, dan beberapa sudah dijual harga murah,” bebernya. Sigit menambahkan bahwa saat ini beberapa warga mencoba mengobati sendiri sapi miliknya.

- Advertisement -

 

Sumaryanto pengelola kesehatan hewan Kecamatan Ngasem mengatakan, virus LSD saat ini terus menyebar di wilayah Kecamatan Ngasem. Belum ditemukan data pasti jumlah sapi terjangkit karena penyebarannya sulit dikendalikan. Namun, masyarakat diarahkan agar ternak sapi tidak tergigit serangga.

 

‘’Karena penyebaran utamanya melalui nyamuk dan lalat penghisap darah,” bebernya

 

Dia menambahkan, hewan sebaiknya dipisah antara terjangkit dengan yang sehat. Yang sudah terjangkit akan diberi pengobaan sesuai arahan dinas peternakan dan perikanan, yaitu antibiotik dan mulitivitamin.

 

‘’Beberapa masyarakat memberi diang (pengusir nyamuk) atau menggunakan kelambu,” jelasnya. (dan/rij)

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Virus lumpy skin disease (LSD) menyerang sapi semakin meresahkan. Peternak mulai khawatir serangan penyakit ditandai adanya benjolan-benjolan pada kulit sapi. Bahkan, terdapat peternak merugi karena menjual sapi dengan murah.

 

Nilasari salah satu pemilik sapi asal Kecamatan Dander menemui sapinya memiliki benjolan diduga virus LSD. Namun, belum adanya vaksin LSD membuatnya harus mencari alternatif untuk mengobati. ‘’Sudah konsultasi dokter katanya belum ada vaksin. Lalu diberi empon-empon seperti jahe, kunir, dan temulawak,” bebernya kemarin.

 

Sigit salah satu pemilik sapi asal Desa Katur, Kecamatan Gayam mengaku hampir merata pemilik sapi di desanya resah dengan penyakit pada sapi tersebut. ‘’Sudah ada yang mati, dan beberapa sudah dijual harga murah,” bebernya. Sigit menambahkan bahwa saat ini beberapa warga mencoba mengobati sendiri sapi miliknya.

- Advertisement -

 

Sumaryanto pengelola kesehatan hewan Kecamatan Ngasem mengatakan, virus LSD saat ini terus menyebar di wilayah Kecamatan Ngasem. Belum ditemukan data pasti jumlah sapi terjangkit karena penyebarannya sulit dikendalikan. Namun, masyarakat diarahkan agar ternak sapi tidak tergigit serangga.

 

‘’Karena penyebaran utamanya melalui nyamuk dan lalat penghisap darah,” bebernya

 

Dia menambahkan, hewan sebaiknya dipisah antara terjangkit dengan yang sehat. Yang sudah terjangkit akan diberi pengobaan sesuai arahan dinas peternakan dan perikanan, yaitu antibiotik dan mulitivitamin.

 

‘’Beberapa masyarakat memberi diang (pengusir nyamuk) atau menggunakan kelambu,” jelasnya. (dan/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/