Radar Tuban – Ancaman La Nina atau fenomena naiknya intensitas air hujan diprediksi akan dimulai pada Januari mendatang. Jika benar terjadi, salah satu ancaman fenomena alam tersebut adalah banjir dan tanah longsor akibat air hujan yang intensitasnya lebih besar. Sehingga sangat berdampak terhadap daerah sekitar bantaran Bengawan Solo dan anak sungainya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Yudi Irwanto mengatakan, diperkirakan ada kenaikan intensitas air hujan sekitar 40 persen. Berdasarkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban, tidak semua daerah terdampak langsung La Nina.
‘’Di Jatim yang paling berdampak kota di sebelah selatan dan daerah tapal kuda,’’ jelas dia. Mantan Kabag Umum Setda Tuban ini mengatakan La Nina diprediksi berdampak langsung terhadap Tuban.
Yang patut diwaspadai adalah dampak tak langsung seperti debit air Bengawan Solo yang bisa meningkat drastis. Sebab adanya air kiriman dari daerah yang lebih tinggi. ‘’November peralihan musim, lalu puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari dan Februari, ‘’ tuturnya.
Yudi mengaku hingga saat ini belum ada persiapan khusus untuk menghadapi La Nina. Alasannya masih menunggu instruksi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Jika sewaktu-waktu ada pergeseran peta bencana, Yudi mengklaim sudah siap menghadapi hal tersebut.
‘’Untuk sekarang masih menunggu instruksi dari gubernur apakah ada perubahan peta La Nina atau tidak,’’ ungkap dia. Lebih lanjut Yudi menyampaikan peta cuaca di Tuban sedikit berbeda dengan kota-kota lain di Jawa Timur.
Dia mencontohkan, saat ini sejumlah kota di Jatim sudah mengalami masa transisi atau peralihan musim kemarau ke penghujan. Namun hujan di Tuban sifatnya masih parsial atau belum menyeluruh. ‘’Bahkan pada saat peralihan musim sudah terjadi di kota lain, saat ini masih banyak daerah di Tuban yang kekeringan,’’ kata dia.