Radar Tuban – Pendaftar jalur afirmasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahap pertama melonjak. Dari total pagu afirmasi yang tersedia sebanyak 1.392 kursi, sudah terisi 1.126 siswa. Tingkat keterisiannya 80,89 persen.
Persentase jalur seleksi untuk siswa berdasarkan status ekonomi keluarga yang dianggap tidak mampu ini terbanyak jika dibanding dua jalur lain yang dibuka pada tahap pertama. Sementara jalur lain seperti mutasi dari pagu 464 kursi, terisi 35 siswa (7,5 persen).
Jalur prestasi memiliki pagu 2.784 kursi, hanya terisi 1.730 siswa (62,14 persen). Untuk jalur prestasi dibagi menjadi tiga kompetensi bidang. Yakni, nilai rapor dari pagu 1.385 kursi, terisi 1.620 siswa atau melebihi kuota. Selanjutnya piagam kejuaraan dari pagu 798 kursi hanya terisi 100 siswa. Sementara penghafal Alquran dari pagu 543 kursi hanya terisi 10 siswa.
Dari data PPDB tahap pertama Dinas Pendidikan (Disdik) di atas, dapat disimpulkan siswa berstatus miskin jauh lebih banyak daripada siswa berstatus berprestasi. Mengacu Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2021 tentang tata cara PPDB TK, SD, dan SMP, syarat siswa mendaftar jalur afirmasi adalah dengan membuktikan keikutsertaan program bantuan sosial dari pemerintah. Antara lain kartu Indonesia pintar, kartu keluarga sejahtera, dan sebagainya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban Nur Khamid menjelaskan pendaftar jalur afirmasi tahun ini membeludak. Dia tidak bisa memastikan apakah melonjaknya pendaftar dari jalur siswa miskin tersebut karena pandemi atau lainnya. Menurut dia, siswa yang mempunyai kartu program bantuan pemerintah sudah bisa digunakan untuk men daftar jalur afirmasi.
‘’Afirmasi adalah program pemerintah untuk mendorong siswa kurang mampu agar sekolah,’’ terang dia.
Mantan sekretaris Disdik Tuban ini mengatakan siswa yang dinyatakan diterima di jalur afirmasi adalah yang sudah mem buktikan keikutsertaan program bantuan pemerintah. Dengan syarat tersebut, itu berarti sebanyak 1.126 siswa yang tersebar di 44 SMPN merupakan peserta didik dari keluarga tidak mampu.
‘’Syaratnya memang mudah, hanya menunjukkan kartu program bantuan pemerintah dan dicari yang rumahnya terdekat lokasi sekolah,’’ tuturnya.
Terkait minimnya pendaftar jalur prestasi, Khamid memaklumi. Selama pandemi Covid-19, sangat minim kejuaraan atau kompetisi. Tidak semua kompetisi bisa digelar daring. Begitu pula jalur penghafal Alquran jumlahnya hanya 10 siswa. Sehingga Khamid menginstruksikan sekolah untuk memaksimalkan menjaring prestasi dari nilai rapor siswa.
Siswa dengan nilai rapor yang baik selama kelas 4 – 6 akan disaring dan dipilih masuk ke sekolah yang diiginkan. Dengan pagu sebesar itu, logikanya calon siswa lebih mudah masuk ke SMPN dengan jalur prestasi. Dengan pagu yang besar, peluangnya pun lebih besar.
Mantan Kepala SMAN 1 Soko ini mengatakan siswa afirmasi mendapatkan perhatian khusus. Siswa jalur miskin ini nantinya tidak akan dibebani biaya iuran yang memberatkan.