26.6 C
Bojonegoro
Saturday, June 10, 2023

Berkarya hingga Tutup Usia

Imam Mahdi, Seniman Cukil Dekoratif

- Advertisement -

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Kondisi apapun yang terjadi di sekitar tak akan membuat Imam Mahdi berhenti berkarya. Seniman nyentrik itu sudah berjanji selalu berkarya hingga tutup usia.

 

Karena, merasa diberi berkah bisa berkarya, jadi harus totalitas. Tidak ada alasan untuk meninggalkan dunia kesenian, khususnya seni rupa.

 

Pria kelahiran 1969 itu sulit lepas dari dunia seni rupa. Dia belajar secara otodidak sejak duduk di bangku sekolah dasar.

- Advertisement -

 

Imam berkarya untuk menyambung hidup. Namun, tak ingin berhenti berkarya, meski tidak ada pesanan. “Ada atau tidak ada pesanan, saya pasti berkarya. Kalau tidak berkarya, saya merasa berdosa. Nanti kalau ada yang tertarik dengan karya saya, kan tinggal dijual,” tutur Imam.

 

Di usianya yang sudah lebih dari setengah abad, Imam mengaku tidak ada target muluk-muluk. Hidup dengan penuh kesederhanaan serta menikmati hidup secara paripurna. Saat Jawa Pos Radar Bojonegoro berkunjung di kediamann turut Kelurahan Kadipaten, Imam sedang fokus membuat cukil dekoratif bergambar Kresna Duta di atas papan kayu jati.

 

“Kalau gambar Kresna Duta itu sudah dipesan pegawai BPN. Tadi barusan ada kolektor langganan asal Jakarta beli tiga karya cukil dekoratif gambar tokoh pewayangan juga,” kata Imam.

 

Imam akhir-akhir ini lebih banyak membuat karya cukil dekoratif. Gambar-gambar yang ia buat semuanya tokoh-tokoh pewayangan. Baginya, cerita pewayangan bukan sekadar kisah, tapi juga sarana untuk belajar memahami ragam watak manusia. Imam pun mengaku tidak pernah menjual karyanya dengan harga mahal. “Rata-rata satu karya cukil dekoratif saya jual Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta,” ucapnya.

 

Selain membuat karya cukil dekoratif, di sela-sela kesibukannya Imam juga melukis bergaya realis. Juga biasanya membuat karya patung. Imam merupakan cerminan sosok seniman berdikari. Tak ada rasa minder, fokus pada karya yang dibuat.

 

“Meski saya bukan seniman lulusan sekolah kesenian, tapi saya punya kampus sekaligus dosen yaitu alam semesta raya,” pungkasnya. (bgs/msu)

 

 

 

 

BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Kondisi apapun yang terjadi di sekitar tak akan membuat Imam Mahdi berhenti berkarya. Seniman nyentrik itu sudah berjanji selalu berkarya hingga tutup usia.

 

Karena, merasa diberi berkah bisa berkarya, jadi harus totalitas. Tidak ada alasan untuk meninggalkan dunia kesenian, khususnya seni rupa.

 

Pria kelahiran 1969 itu sulit lepas dari dunia seni rupa. Dia belajar secara otodidak sejak duduk di bangku sekolah dasar.

- Advertisement -

 

Imam berkarya untuk menyambung hidup. Namun, tak ingin berhenti berkarya, meski tidak ada pesanan. “Ada atau tidak ada pesanan, saya pasti berkarya. Kalau tidak berkarya, saya merasa berdosa. Nanti kalau ada yang tertarik dengan karya saya, kan tinggal dijual,” tutur Imam.

 

Di usianya yang sudah lebih dari setengah abad, Imam mengaku tidak ada target muluk-muluk. Hidup dengan penuh kesederhanaan serta menikmati hidup secara paripurna. Saat Jawa Pos Radar Bojonegoro berkunjung di kediamann turut Kelurahan Kadipaten, Imam sedang fokus membuat cukil dekoratif bergambar Kresna Duta di atas papan kayu jati.

 

“Kalau gambar Kresna Duta itu sudah dipesan pegawai BPN. Tadi barusan ada kolektor langganan asal Jakarta beli tiga karya cukil dekoratif gambar tokoh pewayangan juga,” kata Imam.

 

Imam akhir-akhir ini lebih banyak membuat karya cukil dekoratif. Gambar-gambar yang ia buat semuanya tokoh-tokoh pewayangan. Baginya, cerita pewayangan bukan sekadar kisah, tapi juga sarana untuk belajar memahami ragam watak manusia. Imam pun mengaku tidak pernah menjual karyanya dengan harga mahal. “Rata-rata satu karya cukil dekoratif saya jual Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta,” ucapnya.

 

Selain membuat karya cukil dekoratif, di sela-sela kesibukannya Imam juga melukis bergaya realis. Juga biasanya membuat karya patung. Imam merupakan cerminan sosok seniman berdikari. Tak ada rasa minder, fokus pada karya yang dibuat.

 

“Meski saya bukan seniman lulusan sekolah kesenian, tapi saya punya kampus sekaligus dosen yaitu alam semesta raya,” pungkasnya. (bgs/msu)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/