32.4 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Habis Subuh Berangkat Sekolah, Jalan Kaki 1,5 Jam

- Advertisement -

PERJUANGAN anak-anak Dusun Bunten untuk bisa menempuh jenjang SMP dan SMA ternyata sangat berat. Harus berangkat sekolah usai salat Subuh atau saat hari masih gelap.

 

Ahmad Hauyul Abadi salah satu siswa SMK Dirgahayu Kedungadem mengatakan, setiap hari berangkat sejak pagi. Setiap pukul 04.00 sudah berangkat dari rumah dengan jalan kaki. Sesampainya di Dusun Kedunglele, baru akan menaiki motornya dititipkan di dusun tersebut.

 

‘’Dari Bunten jalan kaki karena jalannya jelek dan tidak sembarang motor bisa melaluinya. Harus jalan kurang lebih 1,5 jam. Biasanya jam 05.30 baru sampai di Kedunglele,’’ jelasnya.

- Advertisement -

https://youtu.be/g5HLysQNXJw

Ahmad memilih tidak kos. ‘’Dari SMP hingga sekarang selalu pulang-pergi (PP) dari rumah ke sekolah,’’ ujar siswa SMK Dirgahayu Kedungadem tersebut.  Siswa asal Bunten tersebut memilih tidak kos karena terkendela biaya. Meski jauh dia tetap berangkat pagi, pulang sore.

 

Dika salah satu anak mengatakan, sempat melanjutkan pendidikan setelah tamat SD. Yakni, di pondok pesantren di Kecamatan Kedungadem. Namun, tidak bertahan lama, dia memutuskan untuk berhenti sekolah dengan alasan tidak kuat dengan lingkungan pondoknya.

 

Saat ini, anak berusia 15 tahun tersebut lebih memilih membantu orang tuanya bekerja di rumah. (ewi/rij)

PERJUANGAN anak-anak Dusun Bunten untuk bisa menempuh jenjang SMP dan SMA ternyata sangat berat. Harus berangkat sekolah usai salat Subuh atau saat hari masih gelap.

 

Ahmad Hauyul Abadi salah satu siswa SMK Dirgahayu Kedungadem mengatakan, setiap hari berangkat sejak pagi. Setiap pukul 04.00 sudah berangkat dari rumah dengan jalan kaki. Sesampainya di Dusun Kedunglele, baru akan menaiki motornya dititipkan di dusun tersebut.

 

‘’Dari Bunten jalan kaki karena jalannya jelek dan tidak sembarang motor bisa melaluinya. Harus jalan kurang lebih 1,5 jam. Biasanya jam 05.30 baru sampai di Kedunglele,’’ jelasnya.

- Advertisement -

https://youtu.be/g5HLysQNXJw

Ahmad memilih tidak kos. ‘’Dari SMP hingga sekarang selalu pulang-pergi (PP) dari rumah ke sekolah,’’ ujar siswa SMK Dirgahayu Kedungadem tersebut.  Siswa asal Bunten tersebut memilih tidak kos karena terkendela biaya. Meski jauh dia tetap berangkat pagi, pulang sore.

 

Dika salah satu anak mengatakan, sempat melanjutkan pendidikan setelah tamat SD. Yakni, di pondok pesantren di Kecamatan Kedungadem. Namun, tidak bertahan lama, dia memutuskan untuk berhenti sekolah dengan alasan tidak kuat dengan lingkungan pondoknya.

 

Saat ini, anak berusia 15 tahun tersebut lebih memilih membantu orang tuanya bekerja di rumah. (ewi/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/