25.6 C
Bojonegoro
Friday, June 9, 2023

Kuliah Sambil Kerja, Mungkinkah?

- Advertisement -

Sebagian mahasiswa di Tuban memiliki keinginan untuk membiayai kuliahnya dari hasil keringat sendiri dengan bekerja. Mungkinkah kesibukan kuliah bisa dirangkap dengan mencari rupiah dan tetap berprestasi?

LADYANI Atlantika dandan cantik dengan gaun ungu saat didapuk sebagai pembawa baki pada acara Wisuda Universitas Sunan Bonang (USB) Tuban XXVI, Minggu (19/12). Di sejumlah acara internal kampus, dara 22 tahun ini nyaris selalu dilibatkan sebagai maskot. Selain parasnya yang cantik, dia juga berprestasi. Dia juga digadang-gadang menjadi calon wisudawan terbaik pada wisuda tahun depan karena memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,75.
Dara yang akrab disapa Dyani ini adalah salah satu mahasiswa yang memiliki pekerjaan sampingan. Namun demikian,  aktivitas kerja tersebut tidak mengganggu nilai akademisnya. Di tengah kesibukannya menjalani kuliah semester VII Fakultas Hukum USB Tuban, Dyani memiliki segudang aktivitas. Setiap pagi, dia bekerja sebagai salah satu tim Smart Outbond Indonesia yang bertugas di Wisata Jatiwangi, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak. ‘’Terkadang, saya juga kerja di salah satu kantor notaris Tuban,’’ ungkapnya.
Setelah pagi hingga siang bekerja, sorenya, lulusan SMAN 3 Tuban ini kuliah. Saat akhir pekan? Jangan harap nyantai. Dyani malah disibukkan dengan mengajar les bahasa Inggris siswa SD, SMP, dan SMA.
Saat ini, murid yang diajarnya 12 orang. Sistemnya les kelompok dan privat di rumah masing-masing siswa. ‘’Semua peluang untuk cari uang saya ikuti, selama masih mampu mengerjakannya,’’ kata dia.
Cewek yang tinggal di Desa Penambangan, Kecamatan Semanding ini mengatakan, kebutuhan anak muda sangat banyak. Selain biaya kuliah, juga butuh biaya lain. Selama ini, dia tak ingin merepotkan orang tuanya. Tingginya kebutuhan finansial justru mendorongnya untuk mencari banyak cuan. ‘’Saya juga mendapat beasiswa dari salah satu perusahaan di Tuban,’’ ungkapnya.
Meski beasiswa yang didapat cukup untuk kebutuhan kuliahnya,  Dyani mengaku tak berpuas diri. Pekerjaan yang digeluti sekarang tak sebatas sebagai ladang mencari rupiah. Tak kalah pentingnya adalah mencari pengalaman. ‘’Selama bisa mengatur waktu dengan baik, alhamdulillah kuliah saya tidak pernah terganggu,’’ tuturnya.
Segudang kesibukan tersebut, ternyata membuat Dyani tetap bisa menjalankan hobinya dance dan olahraga. Bahkan, hobinya dance modern membawanya meraih prestasi runner up Duta Pemuda Disparbudpora (Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga) Tuban 2021. Dia menampilkan bakat dance modern dengan kelincahan gerak nan energik. ‘’Tentukan prioritas dulu mana yang harus dikerjakan secara bergantian,’’ kata dia berbagi tips.
Dyani hanya satu dari sekian banyak mahasiswa di Tuban yang nyambi bekerja. Tentu dengan syarat prestasi akademis selama kuliah tetap tidak tertinggal. Contoh lain adalah Nur Ani Fifit Apriliya. Mahasiswi profesi ners Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban ini harus membagi waktunya untuk kuliah, praktik, dan kerja paro waktu dengan menjadi guru les privat siswa SD.
Rutinitas mengajar cewek yang akrab disapa Rani ini berlangsung sejak dua tahun terakhir. Dia memanfaatkan waktu belajar daring siswa SD selama pandemi dengan menawarkan jasa les privat. Dari jasa les privat, dia mampu mendapatkan uang Rp 1,5 – 3 juta tiap bulannya. Dengan pekerjaan sampingan itu, Rani tetap bisa meraih prestasi dan IPK yang cukup tinggi. ‘’Alhamdulillah bisa membantu meringankan beban orang tua,’’ ucapnya.

Sebagian mahasiswa di Tuban memiliki keinginan untuk membiayai kuliahnya dari hasil keringat sendiri dengan bekerja. Mungkinkah kesibukan kuliah bisa dirangkap dengan mencari rupiah dan tetap berprestasi?

LADYANI Atlantika dandan cantik dengan gaun ungu saat didapuk sebagai pembawa baki pada acara Wisuda Universitas Sunan Bonang (USB) Tuban XXVI, Minggu (19/12). Di sejumlah acara internal kampus, dara 22 tahun ini nyaris selalu dilibatkan sebagai maskot. Selain parasnya yang cantik, dia juga berprestasi. Dia juga digadang-gadang menjadi calon wisudawan terbaik pada wisuda tahun depan karena memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,75.
Dara yang akrab disapa Dyani ini adalah salah satu mahasiswa yang memiliki pekerjaan sampingan. Namun demikian,  aktivitas kerja tersebut tidak mengganggu nilai akademisnya. Di tengah kesibukannya menjalani kuliah semester VII Fakultas Hukum USB Tuban, Dyani memiliki segudang aktivitas. Setiap pagi, dia bekerja sebagai salah satu tim Smart Outbond Indonesia yang bertugas di Wisata Jatiwangi, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak. ‘’Terkadang, saya juga kerja di salah satu kantor notaris Tuban,’’ ungkapnya.
Setelah pagi hingga siang bekerja, sorenya, lulusan SMAN 3 Tuban ini kuliah. Saat akhir pekan? Jangan harap nyantai. Dyani malah disibukkan dengan mengajar les bahasa Inggris siswa SD, SMP, dan SMA.
Saat ini, murid yang diajarnya 12 orang. Sistemnya les kelompok dan privat di rumah masing-masing siswa. ‘’Semua peluang untuk cari uang saya ikuti, selama masih mampu mengerjakannya,’’ kata dia.
Cewek yang tinggal di Desa Penambangan, Kecamatan Semanding ini mengatakan, kebutuhan anak muda sangat banyak. Selain biaya kuliah, juga butuh biaya lain. Selama ini, dia tak ingin merepotkan orang tuanya. Tingginya kebutuhan finansial justru mendorongnya untuk mencari banyak cuan. ‘’Saya juga mendapat beasiswa dari salah satu perusahaan di Tuban,’’ ungkapnya.
Meski beasiswa yang didapat cukup untuk kebutuhan kuliahnya,  Dyani mengaku tak berpuas diri. Pekerjaan yang digeluti sekarang tak sebatas sebagai ladang mencari rupiah. Tak kalah pentingnya adalah mencari pengalaman. ‘’Selama bisa mengatur waktu dengan baik, alhamdulillah kuliah saya tidak pernah terganggu,’’ tuturnya.
Segudang kesibukan tersebut, ternyata membuat Dyani tetap bisa menjalankan hobinya dance dan olahraga. Bahkan, hobinya dance modern membawanya meraih prestasi runner up Duta Pemuda Disparbudpora (Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga) Tuban 2021. Dia menampilkan bakat dance modern dengan kelincahan gerak nan energik. ‘’Tentukan prioritas dulu mana yang harus dikerjakan secara bergantian,’’ kata dia berbagi tips.
Dyani hanya satu dari sekian banyak mahasiswa di Tuban yang nyambi bekerja. Tentu dengan syarat prestasi akademis selama kuliah tetap tidak tertinggal. Contoh lain adalah Nur Ani Fifit Apriliya. Mahasiswi profesi ners Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban ini harus membagi waktunya untuk kuliah, praktik, dan kerja paro waktu dengan menjadi guru les privat siswa SD.
Rutinitas mengajar cewek yang akrab disapa Rani ini berlangsung sejak dua tahun terakhir. Dia memanfaatkan waktu belajar daring siswa SD selama pandemi dengan menawarkan jasa les privat. Dari jasa les privat, dia mampu mendapatkan uang Rp 1,5 – 3 juta tiap bulannya. Dengan pekerjaan sampingan itu, Rani tetap bisa meraih prestasi dan IPK yang cukup tinggi. ‘’Alhamdulillah bisa membantu meringankan beban orang tua,’’ ucapnya.

Artikel Terkait

Most Read

Pelajar Sendirian Habisi Nyawa Pacarnya

Berkah Kemerdekaan

Bisnis Pakan Kucing Menjanjikan

Artikel Terbaru


/