BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Warga Bojonegoro yang mengajukan santunan duka terus bertambah. Data terbaru menyebutkan 6.277 ahli waris menerima dana santunan. Dari jumlah itu sebanyak 545 orang masih antre mencairkan dana itu.
Kasubag Kesejahteraan Sosial dan Masyarakat Bagian Kesra, Abdul Faqih menjelaskan, tahun ini pemkab mengalokasikan Rp 22,5 miliar. Jumlah itu bisa mencakup 9.000 ahli waris yang keluarganya meninggal. Pengajuan dilakukan melalui kecamatan.
Hingga kini jumlah pengajuan yang sudah cair adalah 5.711 orang. Total anggaran yang sudah digelontorkan mencapai Rp 14,2 miliar. Dana itu diterima para ahli waris yang mengajukan santunan.
‘’Santunan ini diberikan pada keluarga tidak mampu,’’ ungkapnya.
Alokasi anggaran santunan duka diambilkan dari dana tidak terduga. Tahun ini di APBD induk alokasi dana tidak terduga sekitar Rp 300 miliar. Namun, di P-APBD alokasi anggarannya dikepras sekitar Rp 60 miliar. Karena, saat ini sudah tidak ada instruksi untuk menganggarkan biaya penanganan pandemi.
‘’Sejauh ini tidak ada kendala pencairannya,’’ klaimnya
Faqih menjelaskan, kematian adalah hal yang tidak terduga. Sehingga, alokasi anggaran yang bisa digunakan untuk memberikan santunan itu adalah dana tidak terduga. Namun, dipastikan alokasinya dipastikan cukup untuk program itu.
‘’Ya, belanja tidak terduga dipastikan cukup,’’ jelasnya.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro Sigit Kushariyanto mengatakan, santunan duka harus diberikan tepat sasaran. Yakni, diberikan pada keluarga yang kurang mampu. Karena itu, verifikasi di tingkat bawah harus benar-benar valid. ‘’Jadi, santunan ini harus tepat sasaran,’’ ujarnya. (zim/msu)