Ngabuburit di Bojonegoro, Transaksi Jual Beli Bergerak
RAMAI: Ragam menu masakan tersaji di pedagang takjil dekat Masjid Darussalam dan barat alun-alun, kemarin (23/3). (DHANI WAHYU ALFIANSYAH/RDR.BJN)
- Advertisement -
BOJONEGORO,Radar Bojonegoro – Denyut warga berburu takjil cukup terasa di sekitar Masjid Darussalam atau barat Alun-Alun Bojonegoro, kemarin sore (23/3). Transaksi jual beli bergerak, karena sejak dulu kawasan depan Masjid Darussalam ini jadi pasar takjil.
Belasan pedagang takjil serta pedagang keliling berjejer di sepanjang jalan membujur utara-selatan tersebut. Meski terdapat surat edaran (SE) berjualan di Pasar Wisata mulai 23 Maret sampai 21 April, namun aktivitas berjualan di alun-alun tetap ramai.
Gandi salah satu pembeli takjil mengatakan, sering membeli berbagai kebutuhan buka puasa di alun-alun. Tempatnya strategis tengah kota dan dekat Masjid Darussalam. Ia menilai aktivitas pedagang musiman ini tidak menganggu lalu lintas. ‘’Karena (pembeli) tidak ada yang parkir lama dan tidak makan di tempat,” bebernya.
Arum salah satu pedagang mengatakan, kegiatan berjualan selalu rutin setiap Ramadan dan hanya berlangsung kurang dari 2 jam. Dirinya mengaku keberatan bila harus berjualan di Pasar Wisata karena terlalu jauh dari rumahnya.
Menurut dia, jalanan di alun-alun selalu ramai bahkan saat puasa lebih banyak lagi pembeli datang.‘’Setiap hari jualan nasi, kalau puasa dilengkapi dengan takjil mulai kolak sampai es campur,” bebernya.
Berdasar SE, mengimbau pedagang takjil tidak berjualan di pinggir jalan alun-alun maupun lainnya. ‘’Dialihkan ke Pasar Wisata saat ngabuburit mulai pukul 14.00 hingga 17.30,” kata Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Sukaemi. (dan/rij)
RAMAI: Ragam menu masakan tersaji di pedagang takjil dekat Masjid Darussalam dan barat alun-alun, kemarin (23/3). (DHANI WAHYU ALFIANSYAH/RDR.BJN)
BOJONEGORO,Radar Bojonegoro – Denyut warga berburu takjil cukup terasa di sekitar Masjid Darussalam atau barat Alun-Alun Bojonegoro, kemarin sore (23/3). Transaksi jual beli bergerak, karena sejak dulu kawasan depan Masjid Darussalam ini jadi pasar takjil.
Belasan pedagang takjil serta pedagang keliling berjejer di sepanjang jalan membujur utara-selatan tersebut. Meski terdapat surat edaran (SE) berjualan di Pasar Wisata mulai 23 Maret sampai 21 April, namun aktivitas berjualan di alun-alun tetap ramai.
Gandi salah satu pembeli takjil mengatakan, sering membeli berbagai kebutuhan buka puasa di alun-alun. Tempatnya strategis tengah kota dan dekat Masjid Darussalam. Ia menilai aktivitas pedagang musiman ini tidak menganggu lalu lintas. ‘’Karena (pembeli) tidak ada yang parkir lama dan tidak makan di tempat,” bebernya.
Arum salah satu pedagang mengatakan, kegiatan berjualan selalu rutin setiap Ramadan dan hanya berlangsung kurang dari 2 jam. Dirinya mengaku keberatan bila harus berjualan di Pasar Wisata karena terlalu jauh dari rumahnya.
Menurut dia, jalanan di alun-alun selalu ramai bahkan saat puasa lebih banyak lagi pembeli datang.‘’Setiap hari jualan nasi, kalau puasa dilengkapi dengan takjil mulai kolak sampai es campur,” bebernya.
Berdasar SE, mengimbau pedagang takjil tidak berjualan di pinggir jalan alun-alun maupun lainnya. ‘’Dialihkan ke Pasar Wisata saat ngabuburit mulai pukul 14.00 hingga 17.30,” kata Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Sukaemi. (dan/rij)
RAMAI: Ragam menu masakan tersaji di pedagang takjil dekat Masjid Darussalam dan barat alun-alun, kemarin (23/3). (DHANI WAHYU ALFIANSYAH/RDR.BJN)