BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Puncak musim hujan diprediksi hingga akhir Januari. Berdasar prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Februari hingga Maret masih musim hujan, tapi intensitasnya mulai turun.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Zaenul Ma’arif mengatakan, potensi cuaca ekstrem hingga akhir Januari, tentu mengimbau agar masyarakat senantiasa waspada. Meskipun akhir-akhir ini hujan tidak turun setiap hari, justru harus lebih berhati-hati.
‘’Biasanya sekali hujan itu intensitasnya tinggi disertai angin kencang dan petir,” ucapnya.
Adapun berdasar kajian risiko bencana (KRB) BPBD Bojonegoro diketahui ada 16 kecamatan rawan banjir bandang di antaranya Kecamatan Baureno, Bubulan, Gondang, Kedungadem, Kepohbaru, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberejo, Tambakrejo, dan Temayang.
Sedangkan 18 kecamatan rawan tanah longsor terdiri atas Kecamatan Baureno, Bubulan, Dander, Gondang, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Sekar, Sugihwaras, Tambakrejo, Temayang dan Trucuk. ‘’Tingkat kerawanan tanah longsor lebih tinggi di sepanjang bantaran Bengawan Solo,” bebernya.
Sementara itu, awal musim kemarau diprediksi jatuh pada April-Mei. ‘’Diperkirakan pada Maret hingga April itu masa transisi atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau,” imbuhnya. Zaenul menerangkan, tahun ini diperkirakan tidak sama dengan tahun lalu yang mana musim hujan lebih panjang. (bgs/rij)