24.7 C
Bojonegoro
Saturday, June 3, 2023

Kaya Resep, Miliki 115 Kuliner Khas

- Advertisement -

TUBAN, Radar Tuban – Tuban adalah surganya penikmat kuliner Indonesia. Sehingga sering mengundang para Youtuber makanan hingga televisi nasional untuk syuting khusus edisi kuliner. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Tuban saat ini mencatat Tuban memiliki 115 kuliner khas. Terdiri dari 63 makanan, 16 minuman, dan 36 kudapan atau camilan. Kabid Pariwisata Dispar budpora Tuban Suwanto mengatakan, Tuban menjadi langganan sejumlah televisi nasional swasta dan pelat me rah untuk syuting kuliner. Salah satunya syuting Pesona Indonesia sebuah program kuliner dari TVRI yang mengangkat Kare Rajungan dan dawet siwalan, kemarin (22/12). ‘’Hampir semua televisi nasional dan beberapa Youtuber makanan sudah syuting di Tuban karena mereka menilai kuliner sini banyak yang unik,’’ tuturnya. 

Pejabat lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini mengatakan saat ini sudah terdata 115 kuliner khas Tuban. Terbanyak di sektor makanan yang jumlahnya mencapai 63 masakan. Yang sudah banyak dikenal diantaranya kare rajungan, ulas-ulas ndas manyung, rica-rica welut, dan becek mentok. Untuk minuman yang sudah populer antara lain dawet siwalan dan legen. ‘’Di luar yang sudah populer tersebut, masih ada banyak masakan khas Tuban,’’ ungkap dia. Masakan khas Tuban, kata Su wanto, banyak lahir dari olahan kreatif masyarakat. Seperti halnya ada yang menciptakan rajungan bumbu saus siwalan. Resep tersebut bisa menjadi menu khas Tuban yang belum dimiliki kota lain. Beberapa menu masakan itu sudah populer dan melekat sebagai salah satu ciri khas kuliner di tiap kecamatan. ‘’Misal saat mencari rica-rica welut itu pasti tertuju di Keca matan Semanding, jadi sudah menjadi produk unggulan sesuai one village one product,’’ ujarnya. 

Namun sayangnya, dari ratusan menu masakan terse but belum ada satupun yang mengantongi hak kekayaan intelektual. Suwanto mengatakan kuliner khas harus dimulai dari hak paten untuk menguatkan branding daerah. Seperti halnya Soto Lamongan. Meskipun di kota lain terdapat menu soto namun soto Lamongan me miliki citra tersendiri. ‘’Risikonya jika belum mengantongi hak paten sewaktu-waktu kuliner kita bisa diklaim milik kota lain,’’ kata dia. 

TUBAN, Radar Tuban – Tuban adalah surganya penikmat kuliner Indonesia. Sehingga sering mengundang para Youtuber makanan hingga televisi nasional untuk syuting khusus edisi kuliner. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Tuban saat ini mencatat Tuban memiliki 115 kuliner khas. Terdiri dari 63 makanan, 16 minuman, dan 36 kudapan atau camilan. Kabid Pariwisata Dispar budpora Tuban Suwanto mengatakan, Tuban menjadi langganan sejumlah televisi nasional swasta dan pelat me rah untuk syuting kuliner. Salah satunya syuting Pesona Indonesia sebuah program kuliner dari TVRI yang mengangkat Kare Rajungan dan dawet siwalan, kemarin (22/12). ‘’Hampir semua televisi nasional dan beberapa Youtuber makanan sudah syuting di Tuban karena mereka menilai kuliner sini banyak yang unik,’’ tuturnya. 

Pejabat lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini mengatakan saat ini sudah terdata 115 kuliner khas Tuban. Terbanyak di sektor makanan yang jumlahnya mencapai 63 masakan. Yang sudah banyak dikenal diantaranya kare rajungan, ulas-ulas ndas manyung, rica-rica welut, dan becek mentok. Untuk minuman yang sudah populer antara lain dawet siwalan dan legen. ‘’Di luar yang sudah populer tersebut, masih ada banyak masakan khas Tuban,’’ ungkap dia. Masakan khas Tuban, kata Su wanto, banyak lahir dari olahan kreatif masyarakat. Seperti halnya ada yang menciptakan rajungan bumbu saus siwalan. Resep tersebut bisa menjadi menu khas Tuban yang belum dimiliki kota lain. Beberapa menu masakan itu sudah populer dan melekat sebagai salah satu ciri khas kuliner di tiap kecamatan. ‘’Misal saat mencari rica-rica welut itu pasti tertuju di Keca matan Semanding, jadi sudah menjadi produk unggulan sesuai one village one product,’’ ujarnya. 

Namun sayangnya, dari ratusan menu masakan terse but belum ada satupun yang mengantongi hak kekayaan intelektual. Suwanto mengatakan kuliner khas harus dimulai dari hak paten untuk menguatkan branding daerah. Seperti halnya Soto Lamongan. Meskipun di kota lain terdapat menu soto namun soto Lamongan me miliki citra tersendiri. ‘’Risikonya jika belum mengantongi hak paten sewaktu-waktu kuliner kita bisa diklaim milik kota lain,’’ kata dia. 

Artikel Terkait

Most Read

Seleksi Alam, Masih Bongkar Pasang

27 Wajah Lama, 23 Wajah Baru

Khofifah Janji Tis-Tas Mulai Juli

Artikel Terbaru

Lebih Suka Belajar Bersama

Terus Bersinergi dengan Media


/