BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – ’’Masyarakat Sekidang sehat-sehat, meskipun lauknya hanya sayuran,’’ tutur Kepala Dusun Sekidang, Desa Soko, Kecamatan Temayang Sutrisno.
Saban Warga Dusun Sekidang terbiasa menjalani kehidupan dengan sederhana. Masyarakat lebih sering mengonsumsi vegetarian setiap harinya. ‘’Mengonsumsi ikan hanya saat memiliki uang saja. Biasanya cukup mengonsumsi sayuran,’’ ujarnya Selasa (21/2).
Dusun Sekidang memiliki jarak cukup jauh dengan tempat belanja. Masyarakat pergi berbelanja setiap enam hari sekali. Itupun di Kabupaten Nganjuk. ‘’Kalau ikan segar hanya sekali masak, tidak bisa nyetok. Jadi, masyarakat yang mampu hanya akan makan ikan ketika selesai belanja,’’ jelasnya.
Menurut Sutrisno, berbeda ikan asin bisa tahan hingga lima atau enam hari. Biasanya masyarakat memiliki uang akan membelinya untuk persediaan.
Dusun Sekidang terdapat banyak sayuran. Mulai talas, kluweh, tewel (nangka muda), terong, papaya, daun singkong, rebung (bambu muda). Tanah di Dusun Sekidang sangat terjaga kesuburannya. Sehingga tidak heran jika beraneka ragam sayuran banyak tumbuh di sana.
Di Dusun Sekidang terdapat toko menjual kebutuhan sehari-hari. Namun, harganya sedikit naik karena lokasinya di tengah hutan. Misalnya, mi instan di Dusun Sekidang sekitar Rp 3.500 hingga Rp 4.000. Di daerah lain kisaran Rp 2.500 hingga RP 3.000 saja. ‘’Toko-toko di Sekidang belanjanya juga setiap enam hari sekali di Kabupaten Nganjuk,’’ katanya.
Akses jalan menjadi keluhan warga Dusun Sekidang. Akses membatasi ruang gerak, memengaruhi pendidikan dan perekonomian warga. ‘’Mau menjual hasil panen harus membayar ojek mengangkut Rp 25 ribu per karung. Belum termasuk uang bensin,’’ keluhnya.
Dusun Sekidang salah satu perkampungan di Desa Soko, Kecamatan Temayang. Dusun terletak di lereng gunung ini berjarak 7 kilometer (km) dari Desa Soko. Berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk.
Letaknya berada di ujung batas Bojonegoro, menjadikan masyarakat Dusun Sekidang lebih memilih pergi ke Kabupaten Nganjuk melakukan aktivitas. Mulai berbelanja hingga berobat ke Rumah Sakit Nganjuk.
Dusun terletak di tengah-tengah hutan ini hanya dihuni 39 kepala keluarga. (ewi/rij)
