BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Para calon jemaah haji (CJH) harus menyiapkan uang untuk pelunasan berangkat ke Tanah Suci tahun ini sekitar Rp 44 juta. Karena, biaya haji sekitar Rp 69 juta, dari tahun sebelumnya Rp 39 juta.
Munculnya angka Rp 44 juta itu dari besaran biaya haji Rp 69 juta, dikurangi biaya pendaftaran sebelumnya Rp 25 juta. Rencana kenaikan ini membuat jemaah haji gelisah.
Karena, di musim haji tahun sebelumnya, CJH cukup menyiapkan biaya pelunasan sekitar Rp 10 hingga Rp 15 juta.
Sekretaris Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU) Al-Mubarok Bojonegoro Laji Achmad Thoha mengatakan, kenaikan biaya haji baru rencana. Namun, diperkirakan biaya haji untuk tahun ini tidak jauh dari rencana tersebut.
Kenaikan diperkirakan karena bebagai biaya berbagai kebutuhan jemaah haji juga naik. Sehingga, kenaikan tersebut tidak bisa dihindarkan.
“Kenaikan lebih dari 50 persen,” ungkapnya.
Menurut Laji, terdapat jemaah haji kaget dengan kenaikan biaya yang cukup banyak. Kebingungan melanda jemaah untuk pelunasan. Terlebih waktu persiapan keberangkatan tinggal beberapa bulan.
“Biasanya untuk pelunasan ada informasi dari kemenag nantinya,” terangnya
Rerata jemaah haji sudah melakukan pembayaran sekitar Rp 25 juta, saat pendaftaran. Sehingga, saat biaya haji mengalami kenaikan jumlah pelunasan akan bertambah pula.
“Sebelumnya pelunasan sekitar Rp 15 juta, namun jika kenaikan benar tejadi tentu biaya pelunasan bisa berlipat,” ujarnya.
Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Masyarakat Madani Bojonegoro Sholikin Jamik mengatakan, kenaikan biaya haji masih belum final. Usulan kemenag untuk dibahas dengan Komisi VIII DPR RI.
Rencana kenaikan itu dinilai terlalu besar, sehingga dampaknya juga besar. Kekhawatiran adanya jemaah yang gugur akibat tidak mampu membayar. Terlebih sudah menunggu lama untuk berangkat. Walau alasan kenaikan masuk akal.
“Tahun ini 70 persen ditanggung jamaah haji, 30 persen disubsidi, sebelumnya hanya sekitar 40 persen menjadi tanggungan jemaah haji,” terangnya.
Pihaknya mengaku setuju dengan kenaikan biaya haji, namun kenaikan harus rasional. Tentu lebih detail dalam komponen pembiayaan yang diajukan pemerintah.
“Salah satunya biaya pesawat harus lebih murah, sehingga biaya lebih efisien,” jelasnya. (irv/msu)