28.7 C
Bojonegoro
Monday, March 27, 2023

Belum Ada Separo Desa Miliki Bank Sampah

- Advertisement -

KESERIUSAN pemerintah desa (pemdes) memiliki bank sampah ternyata belum maksimal. Terdapat 171 bank sampah dari 419 desa/kelurahan di Bojonegoro. Angka ini menunjukkan masih banyak desa belum memiliki bank sampah. Belum ada separo.

 

‘’Sudah kami bentuk bank sampah. Program dari bupati satu desa satu bank sampah. Namun, kami perlu verifikasi di lapangan terkait pembentukannya,” kata Kabid Persampahan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro Muhayanah kemarin (21/2).

 

Bertepatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) kemarin, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran mengelola sampah. Baik sampah rumah tangga, dunia usaha, dan industri.

- Advertisement -

 

‘’Kesadaran membuang sampah, mengolah, dan memilah,” ujar dia.

 

Tempat sampah fasilitas umum terdapat kendala sering rusak. Karena banyak orang keluar masuk. Sehingga disediakan kembali.

 

Muhayanah mengimbau, masyarakat minimal memiliki dua tempat sampah di rumah. Digunakan tempat sampah organik bersifat tertutup agar tidak bau dan anorganik untuk sampah daur ulang. Sampah organik dijadikan kompos. Sampah anorganik memiliki nilai ekonomi bisa dijual, seperti plastik dan kardus.

 

Sampah menjadi sumber masalah. Mencampur sampah akan membuat malas memilah. Sedangkan, jika dipisah sampah anorganik mengandung nilai ekonomis. Misalnya botol, tutup botol, dan sedotan. Dia mengajak, masyarakat memilah sampah dari sumbernya, daripada dibuang tidak ada hasilnya.

 

‘’Pemilahan bermanfaat lingkungan mengurangi pemanasan global,” tuturnya.

 

Ira Rimbawa asal Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru mengatakan, memiliki dua tempat sampah memisah sampah basah dan kering daur ulang. ‘’Kalau basah saya sendirikan karena cepat busuk dan berbau. Sedangkan, sampah anorganik biasanya saya jual,” jelasnya. (yna/rij)

KESERIUSAN pemerintah desa (pemdes) memiliki bank sampah ternyata belum maksimal. Terdapat 171 bank sampah dari 419 desa/kelurahan di Bojonegoro. Angka ini menunjukkan masih banyak desa belum memiliki bank sampah. Belum ada separo.

 

‘’Sudah kami bentuk bank sampah. Program dari bupati satu desa satu bank sampah. Namun, kami perlu verifikasi di lapangan terkait pembentukannya,” kata Kabid Persampahan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro Muhayanah kemarin (21/2).

 

Bertepatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) kemarin, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran mengelola sampah. Baik sampah rumah tangga, dunia usaha, dan industri.

- Advertisement -

 

‘’Kesadaran membuang sampah, mengolah, dan memilah,” ujar dia.

 

Tempat sampah fasilitas umum terdapat kendala sering rusak. Karena banyak orang keluar masuk. Sehingga disediakan kembali.

 

Muhayanah mengimbau, masyarakat minimal memiliki dua tempat sampah di rumah. Digunakan tempat sampah organik bersifat tertutup agar tidak bau dan anorganik untuk sampah daur ulang. Sampah organik dijadikan kompos. Sampah anorganik memiliki nilai ekonomi bisa dijual, seperti plastik dan kardus.

 

Sampah menjadi sumber masalah. Mencampur sampah akan membuat malas memilah. Sedangkan, jika dipisah sampah anorganik mengandung nilai ekonomis. Misalnya botol, tutup botol, dan sedotan. Dia mengajak, masyarakat memilah sampah dari sumbernya, daripada dibuang tidak ada hasilnya.

 

‘’Pemilahan bermanfaat lingkungan mengurangi pemanasan global,” tuturnya.

 

Ira Rimbawa asal Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru mengatakan, memiliki dua tempat sampah memisah sampah basah dan kering daur ulang. ‘’Kalau basah saya sendirikan karena cepat busuk dan berbau. Sedangkan, sampah anorganik biasanya saya jual,” jelasnya. (yna/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Ingin Jadi Akuntan

Sudah Terima Nama 623 CJH

Tayub Blora Masih Eksis


/