- Advertisement -
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Masyarakat banyak menjual emas di toko-toko perhiasan. Padahal, harga emas anjlok mulai Rp 10.000 hingga Rp 30 ribu terjadi minggu lalu. Rerata karena kebutuhan mendesak, juga belum memasuki panen raya padi.
Ana Fatmayanti salah satu warga tampak menjual emas di salah satu toko emas di kawasan Pasar Kota. Ia menilai investasi emas dianggap lebih simpel. Emas merupakan tabungan paling gampang. Bila dibutuhkan bisa segera dijual.
‘’Dari dulu lebih memilih emas untuk tabungan investasi masa depan,” ujarnya ditemui di Pasar Kota Bojonegoro.
- Advertisement -
Rudi Cahyadi pemilik Toko Emas Kendi Pasar Bojonegoro Kota mengatakan, harga emas turun sejak awal Februari. Turun tergantung kadar emas. Emas muda anjlok hingga Rp 10.000 dan emas tua hingga Rp 20.000. Emas batangan turun sekitar Rp 20.000 sampai Rp. 30.000. ‘’Harga emas mengikuti harga dunia. Terutama dari dolar Amerika,” jelasnya.
Menurut Rudi, daya beli orang Bojonegoro tidak bergantung pada harga emas. Namun, kebutuhan dan kepemilikan uang saat itu. ‘’Saat ini belum masuk panen raya, paceklik banyak orang jual karena butuh. Saat panen nanti ditambah puasa biasanya penjualan emas lebih bagus dibanding hari biasa,” klaimnya.
Sama dengan Rudi, Julian asisten Toko Emas Gajah mengatakan, naik turunnya emas bergantung pada kurs dolar. Harga cenderung naik ketika memasuki puasa dan Lebaran. ‘’Turun lagi setelah itu. Saat ini harga emas turun mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 10.000,” katanya.
Sesuai dengan kadar, emas muda dengan kadar enam, delapan, dan sembilan karat mengalami penurunan harga sebesar Rp 5.000. Emas tua dengan kadar enam belas dan tujuh belas karat turun hingga Rp 10.000. ‘’Emas aksesoris ada campuran hingga 70 persen. Kalau emas batangan itu murni, dua puluh empat karat. Turun tidak pasti. Kemarin Rp 900 ribu menjadi Rp 896 ribu,” jelas Julian. (yna/rij)
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Masyarakat banyak menjual emas di toko-toko perhiasan. Padahal, harga emas anjlok mulai Rp 10.000 hingga Rp 30 ribu terjadi minggu lalu. Rerata karena kebutuhan mendesak, juga belum memasuki panen raya padi.
Ana Fatmayanti salah satu warga tampak menjual emas di salah satu toko emas di kawasan Pasar Kota. Ia menilai investasi emas dianggap lebih simpel. Emas merupakan tabungan paling gampang. Bila dibutuhkan bisa segera dijual.
‘’Dari dulu lebih memilih emas untuk tabungan investasi masa depan,” ujarnya ditemui di Pasar Kota Bojonegoro.
- Advertisement -
Rudi Cahyadi pemilik Toko Emas Kendi Pasar Bojonegoro Kota mengatakan, harga emas turun sejak awal Februari. Turun tergantung kadar emas. Emas muda anjlok hingga Rp 10.000 dan emas tua hingga Rp 20.000. Emas batangan turun sekitar Rp 20.000 sampai Rp. 30.000. ‘’Harga emas mengikuti harga dunia. Terutama dari dolar Amerika,” jelasnya.
Menurut Rudi, daya beli orang Bojonegoro tidak bergantung pada harga emas. Namun, kebutuhan dan kepemilikan uang saat itu. ‘’Saat ini belum masuk panen raya, paceklik banyak orang jual karena butuh. Saat panen nanti ditambah puasa biasanya penjualan emas lebih bagus dibanding hari biasa,” klaimnya.
Sama dengan Rudi, Julian asisten Toko Emas Gajah mengatakan, naik turunnya emas bergantung pada kurs dolar. Harga cenderung naik ketika memasuki puasa dan Lebaran. ‘’Turun lagi setelah itu. Saat ini harga emas turun mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 10.000,” katanya.
Sesuai dengan kadar, emas muda dengan kadar enam, delapan, dan sembilan karat mengalami penurunan harga sebesar Rp 5.000. Emas tua dengan kadar enam belas dan tujuh belas karat turun hingga Rp 10.000. ‘’Emas aksesoris ada campuran hingga 70 persen. Kalau emas batangan itu murni, dua puluh empat karat. Turun tidak pasti. Kemarin Rp 900 ribu menjadi Rp 896 ribu,” jelas Julian. (yna/rij)