TUBAN, Radar Tuban – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban mencatat gerhana bulan sebagian kemarin (19/11) petang sekitar pukul 18.00 hingga malam merupakan kali kedua selama 2021. Gerhana bulan total pertama yang bisa diamati dari seluruh wilayah Indonesia terjadi pada 26 Mei atau enam bulan lalu. Pada tahun yang sama, gerhana matahari juga terjadi dua kali.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala BMKG Tuban Zem Irianto Padma menjelaskan, gerhana bulan sebagian yang terjadi kemarin dipastikan hanya fenomena alam biasa yang tidak perlu dikhawatirkan. ‘’Gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi, sehingga tidak semua cahaya sampai ke bulan,’’ terangnya.
Zem menyampaikan, tahun ini masih terjadi sekali gerhana matahari sebagian yang diperkirakan berlangsung pada 4 Desember. Hanya saja, fenomena alam tersebut tidak bisa dilihat dari Indonesia.
Dia mengatakan, gerhana bulan kemarin merupakan fase penumbra yang dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Pada jam tersebut tidak ada yang bisa melihat karena masih berada di bawah ufuk dan belum terbit. Proses gerhana bulan baru bisa terlihat sekitar pukul 18.00 – 19.00. ‘’Peristiwa gerhana ini merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari,’’ ujarnya.
Mantan kasubid pelayanan BMKG Juanda Surabaya ini menjelaskan, gerhana bulan sebagian terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan utama) bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, bulan akan terlihat berwarna gelap sedikit kemerahan pada permukaan yang terkena umbra bumi tersebut. ‘’Tidak terkait dengan bencana alam atau apa pun. Hanya fenomena alam biasa,’’ ujar pria asal Papua itu.
Tahun Ini, Empat Kali Gerhana

TUBAN, Radar Tuban – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban mencatat gerhana bulan sebagian kemarin (19/11) petang sekitar pukul 18.00 hingga malam merupakan kali kedua selama 2021. Gerhana bulan total pertama yang bisa diamati dari seluruh wilayah Indonesia terjadi pada 26 Mei atau enam bulan lalu. Pada tahun yang sama, gerhana matahari juga terjadi dua kali.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala BMKG Tuban Zem Irianto Padma menjelaskan, gerhana bulan sebagian yang terjadi kemarin dipastikan hanya fenomena alam biasa yang tidak perlu dikhawatirkan. ‘’Gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi, sehingga tidak semua cahaya sampai ke bulan,’’ terangnya.
Zem menyampaikan, tahun ini masih terjadi sekali gerhana matahari sebagian yang diperkirakan berlangsung pada 4 Desember. Hanya saja, fenomena alam tersebut tidak bisa dilihat dari Indonesia.
Dia mengatakan, gerhana bulan kemarin merupakan fase penumbra yang dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Pada jam tersebut tidak ada yang bisa melihat karena masih berada di bawah ufuk dan belum terbit. Proses gerhana bulan baru bisa terlihat sekitar pukul 18.00 – 19.00. ‘’Peristiwa gerhana ini merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari,’’ ujarnya.
Mantan kasubid pelayanan BMKG Juanda Surabaya ini menjelaskan, gerhana bulan sebagian terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan utama) bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, bulan akan terlihat berwarna gelap sedikit kemerahan pada permukaan yang terkena umbra bumi tersebut. ‘’Tidak terkait dengan bencana alam atau apa pun. Hanya fenomena alam biasa,’’ ujar pria asal Papua itu.