’’Para petani diharap waspada dengan awal musim kemarau tiba lebih awal, agar tidak terjadi gagal panen atau kerugian karena kekurangan air.”
Ardhian Orianto, Kalak BPBD Bojonegoro
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan awal musim kemarau (AMK) tiba lebih awal di sebagian besar wilayah Jawa Timur, termasuk Bojonegoro.
Diperkirakan AMK wilayah Bojonegoro akan terjadi pada dasarian I-III April mendatang. Sehingga saat ini memasukan musim pancaroba atau peralihan.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Ardhian Orianto menyampaikan, bahwa selama musim pancaroba masyarakat diminta untuk tetap waspada. Karena tanda peralihan musim ialah potensi terjadi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dengan intenstitas singkat disertai angin kencang dan petir.
‘’Kewaspadaan perlu ditingkatkan. Ketika berada di luar rumah lebih berhati-hati saat terjadi hujan disertai angin kencang,” tutur Ardhian.
Selain itu, masyarakat yang biasanya bergantung pada sistem pengairan dengan air hujan untuk benar-benar memperhatikan pola tanam. ‘’Para petani diharap waspada dengan awal musim kemarau tiba lebih awal, agar tidak terjadi gagal panen atau kerugian karena kekurangan air,” katanya.
Adapun musim kemarau pada April mendatang akan mulai dirasakan 21 kecamatan di Bojonegoro.
Di antaranya Kecamatan Balen, Baureno, Bojonegoro, Dander, Gayam, Kalitidu, Kanor, dan Kapas. Kemudian Kecamatan Kasiman, Kedewan, Kepohbaru, Malo, margomulyo, Ngambon, dan Ngasem. Selanjutnya Kecamatan Ngraho, Padangan, Sekar, Sumberejo, Tambakrejo, dan Trucuk. Lalu, puncak musim kemarau diperkirakan pada Agustus mendatang.
‘’Sementara Kecamatan Bubulan, Gondang, Kedungadem, Sugihwaras, Sukosewu, dan Temayang diperkirakan baru masuk musim kemarau pada dasarian I-III Mei mendatang,” bebernya.
BMKG menginformasikan tahun ini berpeluang terjadi el nino 50-60 persen, yakni fenomena pemanasan suhu muka laut. Sementara tahun lalu terjadi la nina yaitu fenomena pendinginan suhu. Sehingga tahun lalu saat kemarau tak banyak wilayah terdampak kekeringan. (bgs/msu)