BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Perajin pandai besi, produsen tahu dan tempe bakal jadi sasaran calon penerima bantuan langsung tunai (BLT). Pendataannya dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Bojonegoro. Rencananya jumlah BLT akan digelontorkan Rp 1,7 miliar.
Kepala Bidang (Kabid) Sarpras dan Pemberdayaan Industri Dinperinaker Ahmad Syoleh Fatoni menerangkan, bahwa saat ini masih pendataan awal. Sebelumnya anggaran BLT di dinperinaker sebesar Rp 1,56 miliar dengan jumlah sasaran 3.122 penerima dari industri kecil menengah (IKM) pandai besi, produsen tahu dan tempe.
“Namun, ada pergeseran anggaran Rp 141 juta dari dinas ketahanan pangan dan pertanian ke dinperinaker. Sehingga anggarannya sekarang bertambah, jadi Rp 1,7 miliar,” terangnya.
Ia menjelaskan, besaran BLT awalnya Rp 500 ribu per penerima diberikan satu kali diubah menjadi Rp 600 ribu per penerima. Sebab, BLT dengan sasaran pelaku usaha mikro di dinas perdagangan, koperasi, dan usaha mikro (disdagkop UM) itu nominalnya total Rp 600 ribu diberikan tiga kali. Konsekuensinya jumlah sasaran calon penerima BLT otomatis turun, sekitar 2.800-an.
“Karena IKM dan pelaku usaha mikro tipis irisannya. Jadi nominalnya disamakan agar tidak ada kecemburuan. Tapi, bedanya dinperinaker hanya satu kali pemberian, sedangkan disdagkop UM menyalurkan tiga kali,” jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya sudah memiliki data by name by address para pelaku IKM pandai besi, produsen tahu dan tempe. Tetapi, perlu memverifikasi data berdasar nomor induk kependudukan (NIK). “Sasarannya wajib ber-NIK Bojonegoro,” imbuhnya.
Disinggung perihal kapan penyaluran BLT itu, Fatoni mengaku belum bisa memastikannya. Mengingat Perda P-APBD 2022 masih proses fasilitasi Gubernur Jawa Timur. “Kami masih menunggu hasil fasilitasi gubernur turun,” ungkapnya.
Terpisah, Sumarsono produsen tahu Kelurahan Ledok Kulon mengatakan, baru tahu kalau bakal ada BLT dari dinperinaker. Ia mengaku belum setor data. “Beberapa hari lalu kami diundang rapat di balai kelurahan, diminta setor KTP dan KK. Saya kurang tahu secara pasti, kemungkinan datanya untuk BLT,” tambahnya.
Slamet Khudori selaku produsen tempe Ledok Kulon justru tidak tahu perihal rencana BLT. Sehingga ia pun belum pernah diminta untuk setor data. (bgs/rij)